Quote
Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.
~ Oprah Winfrey
Kamis, 19 Juni 2008
Syok, Syok dan Syok
Tiga kali sudah saya menangani syok di daerah Terusan ini. Ketiga-tiganya adalah wanita dan dua diantaranya meninggal dunia.
Pasien pertama adalah pasien diabetes melitus (DM) dengan ketoasidosis diabetik. Umurnya masih muda, sekitar 25 tahun. Wanita ini menderita DM sudah agak lama. Tidak itu saja, pasien juga telah mengalami kebutaan (akibat DM) dan terdapat beberapa abses di tubuhnya. Waktu itu, gula darahnya begitu tinggi hingga alat yang saya bawa tidak bisa mendeteksinya. Resusitasi cairan sudah dilakukan dengan infus Ringer Laktat (RL) sebanyak tiga flabot, tapi itu tidak membuat tekanan darahnya naik. Saya pernah menemui kasus seperti ini saat koass, dan terapinya adalah dopamin drip (tentu saja obat ini tidak tersedia di daerah pelosok seperti Terusan!). Keluarga sudah saya motivasi untuk dirujuk saja ke RS Kapuas (sekitar satu jam perjalanan dengan speed boat), tapi sepertinya mereka sudah pasrah.
Pasien kedua adalah wanita usia 80 tahun dengan kolik abdomen. Pasien mengeluh nyeri perut sejak malam harinya (saya dipanggil oleh keluarganya saat pagi hari). Saat itu saya sempat kaget, pasien masih sadar (kesakitan) tapi nadinya sudah tidak teraba, tekanan darahnya juga tidak terukur. Pasien akhirnya saya grojog dengan RL, setelah sebelumnya kesulitan memasang infus dikarenakan pembuluh darahnya pecah setiap kali dipasang infus. Pasien meninggal pada botol infus ketiga.
Pasien ketiga adalah pasien DM dengan demam thypoid. Pasien muntah-muntah semalaman. Saat saya datang ke rumahnya, tekanan darah masih 180/80. Enam jam kemudian tekanan darahnya turun menjadi 65/40 disertai akral dingin. Untunglah pasien bisa selamat setelah digrojog RL sebanyak tiga flabot (1,5 liter).
Penatalaksanaan syok hipovolemik pada dehidrasi memiliki beberapa tahapan.
Tahapan pertama, tentukan defisit cairan yang terjadi. Menurut Pierce, pada dehidrasi ringan terjadi kehilangan cairan sebanyak 3-5 % berat badan (BB); pada dehidrasi sedang 6-8% BB dan pada dehidrasi berat >10% BB.
Tahapan kedua, atasi syok. Berikan cairan sebanyak 20-40 ml/kgBB dalam waktu 30-60 menit. Setidaknya 1 flabot infus habis dalam waktu 15-30 menit. Pasang infus dua jalur bila perlu.
Tahapan ketiga, penuhi sisa defisit. 50% diberikan pada 8 jam pertama (ditambah cairan maintenance), dan 50% sisanya diberikan pada 16 jam berikutnya (ditambah cairan maintenance).
Waktu pemberian resusitasi cairan sangan menentukan prognosis, so…semakin cepat, semakin baik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
hee.. serem banget kk.. dalam 5 hari harus menghadapi 2 kematian? kalo aku pasti dah stress banget.. :( *untung ga jadi dokter. hikz..*
Wuik...Medeni...
Tp udah tnggung jwb dokter tuh..Hehe..
Gud lak...Smoga pasien2 brikutnya dpt terslamatkan oleh tgan2mu dok....
Hantu pasienx muncul dimimpimu gak dok?Wkaka
Semoga tetap semangat dalam menjalankan tugasnya.
@ Satona :
Sebenarnya, tiga kejadian itu bukannya terjadi dalam lima hari na...tapi ketiganya terjadi sejak aku ditempatkan di Terusan, yaitu awal bulan April 2008.
@ Dik Fina :
Amiin. ^_^
Wah, untungnya gak sampai kebawa mimpi...hehe...
@ mbak Ani :
Makasih atas supprotnya ya mbaaak... ^_^
Posting Komentar