Setelah makan di Kepiting Tambora,Balikpapan,aku sudah tidak pernah makan makanan mahal lagi.Maklum,orang yang tinggal di kampung sepertiku tidak terbiasa makan di restoran.Kalau pun ke warung biasanya makan nasi kucing.Wujud nasi kucing tak lebih dari menu-menu kucing pada umumnya,nasi satu kepal dengan secuil bandeng.Penjual nasi kucing pandai memanipulasi perut pelanggannya.Dengan porsi sedemikian sedikitnya,mustahil seorang manusia dewasa bisa kenyang.Yang jelas perlu tambahan lauk berupa tempe goreng atau sate usus,dan bagi yang biasa makan porsi kuli biasanya bisa sampai menghabiskan dua hingga tiga bungkus.Dengan demikian keuntungan penjual nasi kucing bisa berlipat.
Syahdan beberapa waktu yang lalu aku ditraktir pacar di sebuah restoran nomor wahid.Hanamasa namanya.Dari namanya bisa ditebak kalau menu makanannya berasal dari Jepang.Kami memang sudah lama ingin mencobanya.Setidaknya seumur hidup kami pernah mencobanya barang sekali.Kami datang bertiga: aku,pacarku,dan adik pacarku yang masih berusia 7 tahun.
Di pintu masuk kami disapa dengan sopan oleh wanita berkimono,dan dipersilakan memilih tempat duduk.Di masing-masing meja terdapat tempat untuk memanggang dan semacam kuali untuk merebus.Ada dua macam menu,yaitu yakiniku dan syabu-syabu.Yakiniku terdiri atas daging-dagingan,mulai dari lidah sapi sampai udang.Cara memasaknya dengan cara memanggang,dan itu dilakukan sendiri.Dari sini lah masalah timbul nantinya.Sedangkan syabu-syabu terdiri atas sayur mayur,bakso dan tahu.Cara memasaknya dengan cara merebus di kuali yang sudah disediakan.
"Silakan ambil sepuasnya",kata pelayan dengan santun.
"Sepuasnya?Jadi ambil sebanyak-banyaknya bayar tetap sama kan?"
Pelayan mengiyakan.
Aku lalu mengambil dengan kalapnya.Dengan tarif 80 ribu per orang,aku tak mau rugi.Kuambil segala macam daging yang ada.Satu piring tidak cukup,aku ambil piring kedua.Lalu aku ambil piring ketiga untuk mengambil aneka ragam salad.Pacarku dan adiknya masing-masing mengambil satu piring.Perlu diketahui,daging-daging tadi masih mentah,jadi harus dimasak dulu dengan pemanggang sebelum disantap.Mulanya pelayan yang mengajari,lalu karena sungkan,kami bilang ke pelayan bahwa kami sudah mengerti dan akan memasaknya sendiri.
Seumur-umur aku baru kali ini memanggang daging,jadi tidak tahu apakah dagingnya sudah matang apa belum.Kebanyakan daging yang kumasak belum matang,rasanya masih amis ketika kumakan.Ingin kumuntahkan lagi tapi sungkan dengan pelayan yang sedari tadi mengamati.Harusnya,saus sebelum memanggang dan sesudah memanggang beda,tapi yang kulakukan tidaklah demikian.Jadinya campur-campur,daging yang sudah kupanggang kucelupkan lagi ke saus yang sebelumnya sudah terkena daging mentah.
Begini lah Kawan kalau jadi orang yang tak berilmu.Makan ala Jepang sebenarnya punya tahap-tahapan tertentu,jadi tidak boleh asal-asalan.Makanan pembuka adalah salad.Ada salad Kimuchi, Oi Kimuchi dan Asinan.Dilanjutkan dengan menu utama,berupa daging dan seafood.Cara memasaknya,daging yang mentah dicelupkan dalam saus yang ada wijennya (niku tare),setelah matang dicelupkan lagi ke dalam saus yang tak berwijen (soto tare).Setelah itu bisa langsung disantap dengan nasi putih,memakai sumpit tentunya.Jangan lupa,sesekali minyakilah pemanggang supaya pemanggang tidak gosong seperti yang kami alami.
Aku menduga,pelayan yang sejak tadi mengamatiku sedikit kasihan dengan kebodohanku.Aku sendiri merasa kepayahan dengan acara rebus-makan-rebus ini.Belum lagi jika melihat tulisan yang dipajang di atas meja: "Makanan yang Anda ambil adalah karunia Tuhan,jadi sebaiknya tidak disia-siakan".Sementara piring pertama habis,masih ada piring kedua yang penuh dengan daging mentah.Oh tidak.Kepalaku pusing,mungkin tekanan darahku yang naik atau mungkin kadar kolesterol darah yang melambung tinggi.Atau mungkin beban mental,banyak makanan mahal di depan mata tapi tak mampu menghabiskan.Ingin rasanya dibungkus saja untuk makan di rumah,tapi sepertinya itu tindakan yang tidak terpuji untuk dilakukan di tempat mewah seperti ini.
Akhirnya kami kekenyangan.Ingin beranjak tapi kok tidak tega dengan sisa makanan yang ada.Sementara adik pacarku kapasitas perutnya juga pas-pasan.Tidak sempat pula menikmati hidangan penutup berupa es campur,puding atau pun buah.
Dan waktu membayar pun tiba.Total biaya yang harus dibayarkan 300 ribu lebih.Itu adalah rekor kencan termahal dalam sejarah pacaran kami,dan aku tak berniat untuk memecahkannya dalam tempo dekat.
9 komentar:
Waduh kalau nasi kucing saya mesti 3 (porsi kuli)
Nah kalau di rest jepang saya paling bingung kalau pakai sumpit
mungkin pelayanya akan melihat wah ini ada orang keren tapi ndesani lha makan kok kemaruk yaa nggak mau rugi he he he
lha sana juga sudah ngitung sebanyak2 ya kapasitas perut ada batasnya
lum pernah makan di resto japan :(
kalo saya dulu waktu di jepang makannya sushi. dagingnya masih mentah2 gitu. sebenarnya ga suka tapi kepaksa harus makan.. Tapi enak juga. Ditambah souyu lebih mantap.
Kalau hanamasa belum pernah, saya cuma pernah di dekat kepala gading itu. Lupa namanya..
mknnnya g penting dok, yg penting sm siapa mkn nya itu yg penting. haha. . .
Dulu pertama kali makan di Hanamasa, aku juga norak. Siasatnya, aku makan sama kolega yang udah pengalaman makan di situ. Apa yang dia ambil, aku ambil juga. Jadi nggak nampak ndesit. :D
Pernah juga dateng ke restoran yang sama sekali nggak pernah kuincipi. Ya udah, supaya nggak malu, sekalian aja aku tanya ke pelayannya, ini cara makannya gimana. Nggak usah malu, kan kita yang mbayar. Paling-paling mereka panggil chef-nya, hehehe.
sama ketagihannya ketika saya ajak dia makan duren
hihihi...ada2 aja dok. gak harus pakai sumpit kok mas, minta sendok garpu aja.
kalo saya suka yg mentah2, apalagi makanan laut. dicelup dg cuka/kecap+wasabi. itu pasta cabe yg sangat menyengat hidung.
sekali2 boleh dicoba, beli ikan salmon mentah, beli wasabi (ada di carrefour) dan kecap asin/cuka hitam. salmonnya dimakan mentah2 dicelup ke wasabi.rasanya enak luar biasa.suami saya juga jadi ikutan ketagihan
wew...aku lom pernah ke hanamasa..pingin tau siy kayak apa..katanya enak..cuma masih pikir2 ama perut kampungku ini...hokben aja suka enek, apalagi yang tulen banget..hihihi...
wah....300rb kalo dibelikan nasi kucing dapat berapa, Om?
Posting Komentar