100 Implant

Selasa kemarin, tepatnya tanggal 29 Juli 2008, Terusan Tengah tidak seperti Selasa pada umumnya. Beberapa spanduk dibentangkan, umbul-umbul ditancapkan dan Puskesmas pun dipenuhi oleh berjubel ibu-ibu, yang sebagian menggendong anaknya. Tampak pula beberapa seniman Reog beratraksi memamerkan kebolehannya.

Hari itu, Bupati Kapuas hadir bersama jajaran Muspida untuk membuka secara simbolis pemasangan 100 implant secara gratis. Acara ini merupakan buah kerjasama antara Kodim 1011/Kualakapuas, Puskesmas Terusan Tengah, warga tiga desa di Terusan Tengah dan tentu saja Karjo. Karena atas jasa Karjo lah minuman khas Terusan bisa terhidangkan di depan para tamu undangan. Job description Karjo sederhana saja: memetik 80 buah kelapa muda. Jika Anda sedang menganggur dan bersedia diupah 25 ribu rupiah untuk memetik 80 buah kelapa dalam tempo sehari, datanglah ke Terusan sehari sebelum Bupati berkunjung.

Bagi orang di daerah Terusan, istilah gratis bisa membuat kuping berdiri. Orang yang tidak berniat pasang implant pun serta merta ikut andil juga. Walhasil, target 100 implant pun bukan hal yang sulit untuk dicapai.

Semua sumber daya manusia Puskesmas pun dikerahkan. Tak ketinggalan mbak Hera dan pak Leon yang dipanggil khusus dari Pustu mereka di Terusan Raya. Hasilnya, terkumpul sebanyak 12 tenaga medis yang kemudian dibagi menjadi 6 tim. Masing-masing tim terdiri atas 1 operator dan 1 asisten. Saya sendiri (bersama dr Freddy) diberi job description yang lumayan mentereng, dokter konseling. Artinya, bila ada kasus-kasus abnormal maka kami lah yang harus turun tangan. Atau bila ternyata ada pasien yang ‘meragukan’, maka kami lah yang harus memutuskan apakah pasien tersebut boleh dipasang implant atau tidak. Hebat bukan?

Bagi kawan-kawan yang belum mengenal implant, akan saya jelaskan sekelumit tentang implant ini. IMPLANT, biasanya lebih familiar dengan sebutan susuk KB. Susuk yang dipakai dalam acara kali ini bukanlah susuk dari mbah dukun untuk menambah aura kecantikan, akan tetapi berupa susuk KB II tiga tahunan, yang mana terdiri atas 2 kapsul implant yang masing-masing mengandung hormon levonorgestrel 75 mg.

Sebelum diputuskan untuk menggunakan kontrasepsi jenis ini, sebaiknya pemakai berkonsultasi dengan dokter. Kontra indikasi pemasangan implant yaitu: hamil atau diduga hamil, perdarahan per vaginam dengan penyebab yang tidak jelas, penyakit hati yang akut, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah. Pasien hipertensi dan diabetes sebaiknya tidak memakai kontrasepsi jenis ini.

Implant memiliki superioritas dibanding metode kontrasepsi yang lain. Metode ini efektif mencegah kenhamilan dalam rentang yang lama, keberhasilannya tinggi, reversibel dan stabil. Reversibel mengandung pengertian bahwa metode ini cocok untuk usia muda atau baru mempunyai satu orang anak, karena kesuburan akan segera pulih begitu implant dicabut.

Saat yang terbaik untuk pemasangan implant adalah selama berlangsungnya menstruasi atau selambat-lambatnya pada hari ke-tujuh menstruasi. Bagi beberapa wanita biasa dijumpai ketidakteraturan menstruasi setelah pemasangan implant. Hal ini biasanya hilang setelah pemakaian 3-6 bulan pertama.

Implant ditempatkan di dalam lengan kiri atas (bagi yang kidal di lengan kanan). Tujuannya jelas, supaya tidak mengganggu aktivitas pasien. “ Kira-kira 4-5 jari di atas lipatan lengan…agak ke bagian dalam”, jelas mbak Sus, bidan dari Pustu blok C Kanan.

Dalam acara itu, saya cuma kebagian bongkar implant 2 kali dan pasang implant 1 kali, sebelum akhirnya diajak dr Safira, yang juga istri Camat Selat, untuk makan prasmanan di rumah Kapuskes. Menunya adalah menu khas Terusan Tengah: ikan papuyu bakar, ayam goreng, sambal kecap, sambal mangga, sayur asem dan lalapan. Sudah cukupkah?

Tentu saja belum, karena waktu saya pulang, saya masih minta dibungkuskan ikan haruan bakar. Maruk bukan?