Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Tampilkan postingan dengan label Finansial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Finansial. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Agustus 2009

Penghasilan Tambahan dari Kumpul Blogger

Ini semua berawal saat aku membuka rekening baru di BCA. Sempat kaget ketika diberitahu bahwa biaya administrasi per bulan mencapai 10.000 rupiah. Aku lantas mencari cara, bagaimana supaya biaya administrasi ini tidak menggerogoti saldo tabunganku. Ide pun muncul, yaitu mencari penghasilan tambahan dari Kumpul Blogger.

Aku bergabung dengan Kumpul Blogger sebenarnya sudah agak lama, yaitu pada tanggal 29 September 2008. Sempat berhenti beberapa waktu dengan alasan untuk menyederhanakan tampilan blog. Waktu itu total pendapatan baru 8.900 rupiah. Dan sekarang pendapatan yang sudah kuraih 12.100 rupiah, dimana 11.800 rupiah diantaranya sudah ditransfer ke rekening BCA. Lumayan kan, bisa mengganti biaya administrasi BCA bulan ini.

Kumpul Blogger adalah jaringan blogger Indonesia untuk mendapatkan alternatif penghasilan tambahan, dengan cara menyediakan spot/ruangan pada blognya sebagai tempat menyampaikan pesan komersial dari advertiser. Langkah-langkah untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari Kumpul Blogger adalah sebagai berikut:

Membuat Akun

Langkah pertama adalah membuat sebuah akun dalam Kumpul Blogger. Di sini Anda diharuskan untuk mendaftarkan blog Anda terlebih dahulu, yaitu dengan memilih tombol “Register Now”. Sedangkan bagi Anda yang telah memiliki akun dapat langsung memasukkan nama email dan password dilanjutkan dengan memilih tombol “Login”.

Masukkan nama email Anda dan lanjutkan dengan memilih tombol “Register”. Secara otomatis password Anda akan dikirimkan ke alamat email Anda. Bukalah email Anda untuk mengetahui password dan login-lah dengan menggunakan email dan password yang telah didapatkan tersebut.

Setelah Anda login dengan menggunakan username dan password yang telah diberikan, maka Anda akan diarahkan pada sebuah halaman berisi beberapa menu, yaitu Navigation Menu, Blogger, dan Advertiser.

Navigation Menu

Di sini Anda bisa melakukan Edit Profile. Isi dengan nama lengkap Anda, jenis kelamin, nama bank (untuk menampung pendapatan Anda dari Kumpul Blogger), nama cabang bank, nama dalam rekening bank, nomor rekening bank dan PayPal account Anda. Anda juga bisa mengganti password dalam menu ini.

Blogger

Iklan dari Kumpul Blogger bisa ditampilkan di blog Anda dengan menyalin kode dan menyisipkan kode tersebut dalam kode blog Anda. Kode bisa didapatkan dengan memilih “Script Text Advertising untuk Blog Anda” untuk menampilkan iklan teks, “Script Mini Banner untuk Blog Anda” untuk menampilkan mini banner dan “Script Jualan Buku (Bekerja sama dengan Kutukutubuku.com)” untuk menampilkan iklan buku. Untuk melihat pendapatan yang sudah Anda peroleh, Anda dapat memilih “Statistik Revenue”.

Mudah bukan? Segera saja bergabung ke Kumpul Blogger, dan biarkan uang mengalir ke rekening Anda dengan sendirinya. Semoga sukses.

Senin, 13 Juli 2009

Deposito

Kawan tentu sudah mafhum bahwa aku ini orang yang kurang suka menabung. Tapi bukan berarti aku ini seorang bohemian. Ini tentu sangat berbeda sekali dengan Ayah. Awal bulan, setelah menerima gaji, Ayah langsung serta merta menabungkan uangnya ke bank. Bank langganan Ayah bernama Bank Perkreditan Rakyat. Kalau Kawan belum pernah mendengar nama itu, tidaklah aneh. Kantornya kecil saja, dengan beberapa teller yang menurutku kurang eye catching. Tapi pilihan Ayah menabung ke bank ini bukannya tanpa alasan. Bunganya lebih tinggi dibanding bank-bank lain, utamanya bank-bank yang ‘sudah besar’. Ambil contoh deposito. Bunganya per tahun mencapai 10% (untuk deposito berjangka 6 bulan), bandingkan dengan BNI 6,25%, BCA 7,25%, Bank Mandiri 6,50% dan BRI 6,75%. Yang paling mendekati cuma BTPN yaitu 9,50%.

Entah aku harus bilang apa, tapi salah satu kekurangan dari keluarga kami adalah tidak adanya bakat bisnis yang mengalir dalam darah kami. Istilah “berani ambil resiko” kurang familiar di telinga kami. Kakek saya seorang petani yang sekonyong-konyong kerja rodi sampai tua pun, hasilnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Dulu mungkin aku sudah cerita ke kalian bahwasanya Ayah bisa sekolah itu karena dia bekerja menjual layang-layang dan es lilin untuk biaya sekolahnya. Ayah mungkin sedikit durhaka dalam hal ini, karena memang Ayah tidak mau saat disuruh mencangkul ke sawah. Dan kalau pun menjual layang-layang dan es lilin itu dikatakan sebagai sebuah bisnis, sepertinya untung yang diraih juga tidak terlalu banyak.

Ayah menabung karena hanya dengan jalan itulah uangnya bisa diselamatkan. Percaya atau tidak, tuyul itu benar-benar ada. Coba kalian taruh uang satu juta di bawah kasur, dan lihatlah kembali setahun kemudian. Kalau uangnya masih satu juta, sejatinya uang itu tidak benar-benar satu juta adanya. Tuyul itu bernama inflasi. Jadi, uang satu juta sekarang nilainya hanya sekitar 900 ribu saja setahun yang akan datang.

Suami gila menyebut apa yang dia namakan ‘diversifikasi’ untuk menyelamatkan uang dari inflasi. Jadi bila Anda punya uang 50 juta, pertama-tama masukkan ke dalam investasi yang paling cepat berbuah, meski itu beresiko, yaitu reksadana. Katakanlah berbuah menjadi total 100 juta. Dari 100 juta itu, tarik 50 juta modal awal keluar dari reksadana dan belikan rumah kontrakan. Dari rumah kontrakan ini tentu bisa berbuah uang juga. Sekarang berarti sudah ada dua income, yaitu dari reksadana dan rumah kontrakan. Income ini dikumpulkan untuk investasi yang lain, misalnya tanah atau emas batangan. Demikian seterusnya. Kelihatannya mudah bukan?

Deposito vs Reksadana

Ada beberapa perbedaan besar antara deposito dan reksadana. Pertama, return (tingkat pengembalian) reksadana bisa jauh lebih besar daripada kalau Anda mendepositokan uang Anda. Terutama bila Anda berinvestasi di reksadana saham (jenis reksadana yang paling agresif, dan tentu saja, paling tinggi resikonya). Kata pepatah “high risk, high return”.

Kedua, tidak ada yang disebut jaminan dalam berinvestasi di reksadana. Sehingga ada kemungkinan uang kita berkurang. Ketiga, bila di deposito Anda mendapatkan bunga, maka di reksadana Anda mendapatkan kenaikan NAB Anda (Nilai Aktiva Bersih). Kasarnya begini: bila pada saat membeli reksadana, NAB-nya adalah Rp 1.000,- maka ada kemungkinan NAB itu akan meningkat dimasa depan. Misalnya NAB-nya jadi Rp 1.500,-. Nah, selisih Rp 500,- itulah yang menjadi return (keuntungan) hasil investasi Anda.

Keempat, reksadana memiliki pilihan yang lebih beragam yang bisa disesuaikan dengan tingkat toleransi resiko (baca: seberapa beraninya Anda kehilangan uang). Tersedia reksadana beresiko rendah (reksadana pasar uang), hingga yang cenderung agresif (reksadana saham).

Kelima, rate of return (baca: tingkat keuntungan) reksadana tidak sepenuhnya stabil. Sangat tergantung pada kondisi perekonomian dalam dan luar negeri. Jadi, berhati-hatilah jika memilih reksadana, karena kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan.

Jika berangkat dari bakat “tidak berani ambil resiko”, maka, saat ini, satu-satunya cara untuk menyelamatkan uangku dari jarahan tuyul cuma satu pilihan saja: deposito!

Bagaimana dengan Anda?

Minggu, 07 Juni 2009

Mulai Dari Nol Besar

Life is not a game. You can’t restart your life. Once you make a mistake, that’s it. You’re done.
~ Adithya Mulya



Oke, sekarang saatnya saya mulai membahas masalah finansial. Suatu topik yang memang terdengar sedikit aneh bagi saya. Ibu saya memang seorang guru ekonomi, tapi sayangnya, ilmu-ilmunya tidak serta merta diturunkan lewat tali pusar.

Sampai saat ini saya punya problem yang mungkin bisa berdampak buruk bagi masa depan bila tidak ditindak lanjuti dengan seksama, yaitu, susah menabung. Sampai saya mencoba berguru pada suami gila untuk mendalami masalah financial planning ini.

Jangan tanya soal tabungan saya yang sekarang ya, karena nominalnya saat ini bisa saja diabaikan. Jadi bisa dikatakan kalau saya akan start dari posisi nol besar. Dengan kondisi saya sekarang (baca: bujangan), memang masalahnya sedikit lebih simpel. Setidaknya saya belum perlu memikirkan masalah pendidikan anak.

Prioritas utama saat ini adalah RUMAH. Tidak ada investment yang lebih penting di dunia ini dari memiliki rumah sendiri dan lunas, kata suami gila. Segubug-gubugnya itu rumah, kita punya kebanggaan, tidak merepotkan orang tua dan selamat dari bahaya mengontrak di mana uang menguap begitu saja. Nah, masalah utamanya adalah, untuk membangun rumah yang layak huni tidak cukup beratapkan jerami bukan?

Gaji saya sebulan sekarang 1 juta. Memble bukan buatan. Saya kadang berpikiran, apa dengan gaji sebesar ini saya layak untuk melamar seseorang? Terus nantinya kalau sudah berkeluarga apakah istri saya mau makan singkong rebus tiap hari?

Dengan gaya hidup sekarang, katakanlah living cost bisa ditekan sampai 45% income. Ini dengan catatan bahwa saya hidup membujang, tanpa menanggung siapa pun. 45% x 1 juta = 450 ribu. Kabar baiknya, sampai hari ini saya kan masih ikut orang tua, jadinya makan dan tidur bisa gratis. Nah, kabar buruknya adalah: pacar saya tinggal di New York! Ongkos pulang-pergi ke kotanya sekali jalan bisa mencapai 300 ribu (naik perahu cadik). Duit di kantong tinggal 150 ribu. Jadinya mau tidak mau saya harus bisa hidup untuk 29 hari berikutnya dengan sisa uang 150 ribu. Mampus dah!

Sementara itu, rumah di desa dengan harga 100 juta rupiah sepertinya sudah layak untuk ditempati. Itu baru rumahnya lho ya, belum tanahnya, belum nanti buat beli isi rumahnya dan lain sebagainya. Di depan rumah ortu sih ada tanah kosong, tapi sangat sempit. Taruhlah saya bisa menabung 550 ribu per bulan, untuk dapat 100 juta rupiah berarti harus menabung selama 100 juta: 550 ribu = 182 bulan! Mencreeeet!

Itulah buruknya kerja jadi kuli, sangat sulit untuk berkembang. Mau tidak mau saya harus mencari penghasilan dari sumber lain. Tololnya lagi, saya tidak punya bakat bisnis.


Sepertinya cerita akan sedikit lain bila saya menikah dan istri ikut bekerja. Setidaknya kan tabungan bisa bertambah lebih cepat dan ongkos pulang-pergi ke kota pacar bisa ditekan.

Posting ini adalah posting pertama saya yang membahas masalah financial. Jadi tolong dimaklumi ya kalau tulisannya agak njlimet..hehe.. Saya pikir ke depannya nanti saya memang harus lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang. Dua puluh tujuh tahun saya hidup dan tak punya tabungan bukanlah satu hal yang bisa saya banggakan. Saya tahu saya masih harus banyak belajar. Dan untuk itu saran-saran dari teman akan sangat membantu saya.

Merci J’éspère que vous toujours reussirez.

Recent Comments