Tebal : xvi + 213 halaman.
Cetakan Pertama : 2009
Penulis : Andrei Budiman
Penerbit : Travellous Publishing (independen)
Sebuah buku yang berasal dari tulisan di blog kembali diterbitkan. Anda pasti sudah tidak asing dengan Kambing Jantan-nya Raditya Dika, apalagi beberapa waktu yang lalu buku tersebut diangkat ke layer lebar. Buku yang diangkat dari blog travellous.blogspot.com ini setipe dengan karya Raditya yang non fiksi. Berisi kisah perjalanan Andrei selama menjadi backpacker di Eropa.
Seperti disebutkan dalam blognya, bahwa pendistribusian blog ini sepenuhnya dilakukan secara independen, artinya tanpa campur tangan penerbit. Saya sendiri memesannya langsung via travellous@gmail.com dan beruntung mendapat tanda tangan langsung dari penulis.
Backpacker memang menjadi semakin familiar di telinga saya apalagi setelah Andrea Hirata mengemas kisahnya dengan apik dalam buku Edensor. Tidak semua orang Indonesia mampu menjadi backpacker di Eropa. Karena itu, kisah siapa pun yang pernah menjalaninya sangat layak untuk disimak.
Sampul buku yang dihiasi dengan beberapa foto hasil jepretan sendiri seolah ingin menegaskan kembali bahwa buku ini memang benar-benar buku yang membahas tentang menariknya berjalan-jalan di Eropa, dan itu bisa ditempuh dengan biaya seadanya, dengan menjadi backpacker tentunya.
Andrei mengawali kisah perjalanannya dari Singapura dan Malaysia sebelum akhirnya mendarat di Jerman. Banyak pengalaman seru yang dialami selama perjalanan. Selama perjalanan ini pula Andrei bertemu dengan orang-orang dengan budaya yang berbeda-beda. Miss in sense, yang terjadi karena bertemunya dua orang dari budaya yang berbeda, menurut Andrei adalah salah satu hal menarik dalam perjalanan lintas negara (halaman 11).
Di beberapa bagian, terlihat sekali bahwa Andrei ingin menampilkan ramahnya orang Eropa. Misalnya saja saat seorang polisi bandara di Frankfurt Airport Jerman yang menawarinya ponsel untuk menelepon seorang temannya. Padahal saat itu Andrei benar-benar sudah kehabisan uang (halaman 35). Atau tentang ramahnya keluarga tempat Andrei menumpang selama bertempat tinggal di St. Etienne (halaman 71).
Dari seluruh tokoh yang ada, rupanya ada tiga tokoh yang sangat ditonjolkan. Tiga tokoh itu adalah Andrei sendiri, Jules dan Ling. Jules dan Ling adalah gadis-gadis cantik keturunan Cina yang menjadi sahabat Andrei selama di Eropa, walau pun dalam perjalanannya hubungan mereka menjadi lebih dekat. Lantas siapakah yang akan ‘dipilih’ Andrei? Silakan Anda cari tahu sendiri.
Beberapa foto juga dselipkan di antara kisah-kisah itu. Dan ini bisa saja menjadi daya tarik tersendiri, karena kita tak perlu repot membayangkan bagaimana artistiknya Grand Palace di Brussel, atau seperti apa cantiknya Jules.
At the top of that all, membaca buku sepenuhnya sangat dipengaruhi oleh selera, jadi mungkin tidak setiap orang akan menyukai buku ini. Tapi bila Anda kebetulan adalah penyuka buku petualangan-romantis, maka Anda tidak salah pilih.