Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Minggu, 27 April 2008

Tidak Semua Demam Itu Malaria


"Sungai Barito"

Menurut data dari Dinkes Propinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Kapuas termasuk daerah endemis untuk penyakit malaria dan demam berdarah. Nyamuk sepertinya memang spesies paling dominan di daerah ini. Bagaimana tidak, dimana-mana terdapat air yang menggenang, tempat bersarangnya nyamuk-nyamuk tersebut.

Program 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) saya jamin tidak akan memberikan efek apa pun dalam mengendalikan penyakit yang disebarkan nyamuk (malaria dan demam berdarah). Untuk itulah, pencegahan penyakit dilakukan dengan memasang kelambu pada tempat tidur. Pemakaian repellent (lotion anti nyamuk) juga sedikit membantu bila Anda ingin keluar rumah.

Tapi, untungnya, hingga dua minggu saya bertugas di daerah Terusan Tengah, belum satu pun pasien yang benar-benar terdiagnosa sebagai malaria. Kebanyakan dari pasien panas disebabkan oleh ISPA dan thypoid. Terapi dengan antibiotik semacam amoxicillin dan tiamfenikol ternyata memberikan respon yang bagus.

Teman sejawat yang bertugas di Barito Selatan secara mengagetkan malah terkena malaria, yang mengharuskannya mondok empat hari di rumah sakit setempat.

Bagi Anda yang hendak bepergian ke daerah endemis malaria (jenis Plasmoduium vivax), ada baiknya Anda mengkonsumsi khloroquin 1 minggu sebelumnya sebagai upaya pencegahan (profilaksis). Dosisnya adalah 5 mg/kgBB setiap minggu*. Diulang terus menerus hingga 4 minggu setelah kembali dari daerah tersebut. Dianjurkan tidak mengkonsumsi lebih dari 3-6 bulan.

Untuk daerah endemis malaria jenis Plasmodium falciparum, dianjurkan mengkonsumsi doksisiklin setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB. Dianjurkan tidak mengkonsumsi lebih dari 4-6 minggu. Obat ini tidak diperbolehkan untuk anak kurang dari 8 tahun dan ibu hamil.

* Saya biasa mengkonsumsi 2 tablet khloroquin 250 mg tiap minggu (berat badan saya 72 kg).

5 komentar:

Dony Alfan mengatakan...

Dok, konon kabarnya klo kita udah kena malaria, bibitnya bakal terus ada di dalam darah kita ya? Jadi, sewaktu-waktu bs kambuh lagi. Bener nggak tuh?
Temen saya baru beberapa bulan di Timika udah kena malaria, huuh serem.

Selamat bertugas, dok. Siapa tahu nemu jodoh di sana, haha

Anonim mengatakan...

Di sini orang boleh memilih suntik vaksin malaria, terutama yg mau pergi ke daerah2 seperti tempatnya pak Dokter sekarang...hehe.

Ngomong2 kenapa obat gak boleh dikonsumsi lebih dari 3-6 bulan?

Saya dengar katanya jika sudah pernah kena penyakit malaria, penyakit ini senantiasa akan datang dan pergi lagi gitu? Apa benar?

Astri mengatakan...

Setuju ama tidak semua demam adalah malaria. Itu juga berlaku waktu saya PTT. Cuma standar cek DL termasuk tetes tebal.

Astri mengatakan...

Lupa, aku dulu pake klorokuin 2 tab tiap minggu, hasilnya dalam 1,5 bulan mataku kabur dan akhirnya aku stop minum klorokuin dan penglihatan berangsur - angsur membaik.
Alhamdulillah gak kena salam tos dari malaria

Andri Journal mengatakan...

@ Dony Alfan:
Tergantung jenis malarianya.Malaria tropika yg disebabkan oleh P.falciparum cenderung mjd akut,tetapi bila cepat diobati,hasilnya memuaskan (artinya bibit malaria benar2 hilang dr peredaran darah).
Sedangkan malaria tersiana yg penyebabnya P.vivax cenderung menjadi kronis,karena memiliki fase eritrosit dan eksoeritrosit (artinya bibit malaria bisa bersembunyi untuk menyerang lg sewaktu2).

@ mbak Dyah:
Mbak,penggunaan khloroquin dosis besar dan lama dikhawatirkan bisa mengganggu daya akomodasi mata dan retinopati yg menetap.Oleh sebab itu,idealnya dilakukan pemeriksaan mata secara periodik selama pengobatan.

@ Astri:
BTW,saya sekarang jg udah mulai teledor minumnya..Minum kalo kebetulan pas inget aja..hehehe ^_^

Recent Comments