Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Sabtu, 14 Juni 2008

Back To Terusan Tengah


" Mut, Cici dan dr Freddy"

Akhirnya, saya harus kembali ke Terusan Tengah untuk melanjutkan tugas sebagai dokter PTT. Berangkat dari Surabaya tanggal 5 Juni 2008 dengan pesawat Wings Air kemudian turun di Bandar Udara Syamsudin Noor, Banjarmasin. Sampai di Terusan Tengah sehari kemudian setelah menginap satu malam di Kapuas.

Sesampainya di Terusan, ternyata dokter PTT yang bertugas sebelum saya di daerah tersebut sudah kembali dari Sulawesi. Namanya dr Freddy Margono. Dia adalah seorang dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Umurnya sekitar 30 tahun. Asalnya dari daerah Pare, Kediri.

Wajah dan kulitnya yang kuning langsat menunjukkan bahwa dia adalah keturunan orang Cina. Rambutnya lurus dan terlihat kaku, perawakannya tinggi kurus. Dua tahun sudah dirinya bertugas di daerah ini dan ini adalah tahun masa baktinya yang ketiga. Sebenarnya dirinya telah diterima di PPDS Mata Universitas Sam Ratulangi Manado, akan tetapi studinya baru akan dimulai Januari tahun depan.

Kasus pertama yang saya temui adalah stroke dengan hemiparesis sinistra. Pasiennya adalah seorang laki-laki umur 70 tahun yang sebelumnya memiliki riwayat hipertensi tetapi tidak terkontrol. Rumahnya berada di blok C kanan yang mayoritas dihuni orang Bali.

Keluhannya berupa kelumpuhan pada kaki dan tangan sebelah kiri. Pasien terkadang kejang, yang membuat keluarga pasien menjadi panik. Tidak jarang pasien mengigau. Keluarga pasien sebenarnya sudah saya beritahu bahwa untuk kasus seperti ini membutuhkan perawatan di rumah sakit (yang memiliki fasilitas CT-Scan), tapi keluarga menolak untuk dirujuk. Jadilah pasien ini kemudian saya rawat di Puskesmas, tentunya dengan segala keterbatasan yang ada.

Dari skor Siriraj didapatkan angka -2 yang berarti mengarah ke stroke iskemik. Ini didukung oleh onset penyakit yaitu pagi hari sekitar jam 8. Pasien ini saya rawat di Puskesmas selama dua hari. Terapi yang saya berikan antara lain piracetam dan aspilet. Tekanan darah yang cukup tinggi (170/100) sengaja tidak saya turunkan pada minggu pertama, karena dikhawatirkan akan mempengaruhi aliran darah otak (cerebral blood flow). Sedangkan gula darah dalam batas normal.

Setelah kejang berkurang dan pasien “nyambung” bila diajak bicara, maka saya memperbolehkan keluarga untuk membawa pasien pulang.

5 komentar:

Judith mengatakan...

Boleh nanya pak dokter? Calonmu yang mana? hi hi kenalin dong mbakyumu iki ..

Anonim mengatakan...

yang semangat yah kk.. ^^

ini nulis blog dr hp yah jadinya? hehe.. emank signal nya bagus gitu? :(

Andri Journal mengatakan...

@ mbak Judith:
Yg jelas bukan di foto itu mbaaak..Soale dua-duanya dah berkeluarga je..hehe..Lha piye,mbok aku di-mak comblangi mbek cewek swiss..haha ^O^

@ Satona:
Aku kalo nulis postingan mesti ke warnet dulu (jaraknya satu jam kalo naik speed boat).Sedangkan kalo nulis komentar or blogwalking biasanya pake hp..Sinyal ada kuq,tp ya hilang timbul (maklum ndeso..hehe..).

dyah mengatakan...

halo Ndri...

senangnya dikunjungi kamu lagi!

Kabar kami baik...tapi si ibu lagi sibuk dg setorannya...jadi blog terbengkalai.

Mbak Judith nanya calon...jadi penasaran juga neeehh...hihi

Yang mana..yang mana...

Andri Journal mengatakan...

@ mbak Dyah :
Hahaha...

Syukurlah kalau kabarnya baik2 saja. ^_^

Recent Comments