Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Minggu, 18 Januari 2009

Diabetes Update 2009

Diabetes mellitus (DM) tentu sudah sering kita dengar. Penderitanya pun kian hari kian bertambah. Tidak hanya orang dewasa yang bisa menderita DM, ternyata anak-anak dan remaja pun bisa mengalaminya. Walau pun genetik memainkan peranan penting, namun pola hidup yang tidak sehat menyumbang andil yang besar juga bagi kemunculkan penyakit ini. Makanan cepat saji dengan kandungan lemak jenuh dan gula yang tinggi mendorong terjadinya obesitas (kegemukan), yang pada kelanjutannya menyebabkan resistensi insulin. Insulin yang seharusnya berperan mengubah gula darah menjadi energi menjadi tidak berfungsi lagi. Efek selanjutnya yang timbul adalah kadar gula darah yang tinggi, sementara penderitanya merasa lemas karena pasokan energi yang berkurang.

Obesitas ditandai dengan lingkar pinggang yang melebihi batas normal. Untuk populasi Indonesia, batas normal pria adalah 90 cm, sedangkan wanita 80 cm. Keadaan ini bila ditambah dengan 2 dari 4 keadaan merupakan sindroma metabolik. Empat keadaan yang dimaksud adalah trigliserida > 150 mg/dL; kolesterol-HDL < 40 mg/dL (pria), < 50 mg/dL (wanita); tekanan darah > 130/85 dan gula darah puasa > 100 mg/dL. Sindroma metabolik ini apabila dibiarkan begitu saja menimbulkan banyak sekali komplikasi, diantaranya penyakit jantung koroner dan stroke. Bila sudah terjadi komplikasi-komplikasi tersebut, jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat tentu tidak sedikit.

DM tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan. Tujuan pengendalian kadar gula darah pada DM adalah untuk meminimalisir terjadinya komplikasi kardiovaskuler dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Tolok ukur terkendali tidaknya DM adalah dengan memeriksa HbA1C dalam darah. DM dikatakan terkendali bila kadar HbA1C ini kurang dari 6,5 %. Bila kadarnya lebih dari 7% maka perlu diterapi dengan insulin dan atau obat anti diabetes (OAD). Menurut Prof Ahmad H. Asdie*, dalam waktu 6 bulan kadarnya harus sudah normal kembali. Penurunan kadar HbA1C ini ke dalam batas normal dipercaya menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Bagi sebagian orang, pemeriksaan HbA1C terbilang mahal. Menurut Prof Sidartawan Soegondo**, pemeriksaan yang bisa dipakai untuk menggantikannya adalah pemeriksaan kadar gula darah puasa (GDP). DM dikatakan terkendali bila kadar GDP < 110 mg/dL.

Insulin dan Obat Anti Diabetes (OAD)
Terapi yang paling superior adalah insulin. Kemampuannya menurunkan HbA1C paling tinggi di antara terapi yang lain, yaitu sekitar 1,5-2,5%. Dari pengalaman beberapa pemakainya, diketahui bahwa kualitas hidup mereka lebih baik setelah menggunakan insulin daripada waktu mereka memakai OAD (oral). Sayangnya, insulin ini tidak tersedia di Puskesmas.

Yang tersedia di Puskesmas biasanya berasal dari golongan biguanides (Metformin) dan sulfonylurea (Glibenklamide, Glimepiride). Keduanya mampu menurunkan HbA1C sekitar 1-2%. Metformin boleh dikatakan lebih unggul karena mampu mengurangi berat badan, menurunkan resistensi insulin dan meningkatkan adiponektin. Adiponektin sendiri bisa berfunsi sebagai anti aterosklerosis, anti inflamasi dan anti oksidan. Menurut Prof Askandar Tjokroprawiro*, metformin bahkan mampu meningkatkan produksi endorphin, suatu senyawa yang bisa membuat perasaan menjadi nyaman.Ini penting terutama bagi penderita DM yang juga mengalami depresi akibat penyakitnya.

Golongan obat lain yaitu thiazolidinediones (Rosiglitazone). Obat-obatan ini bisa dikombinasikan apabila penggunaannya secara individu belum mampu mencapai kadar gula darah yang diinginkan, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter yang menangani. Misalnya Metformin dengan Glibenklamide atau Metformin dengan Rosiglitazone. Penggunaan obat-obatan ini tentu juga harus diikuti dengan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup yang lebih sehat.

Diet
Diet pada DM disusun untuk mencapai dan mempertahankan HbA1C < 6,5% dan GDP berkisar antara 80-110 mg/dL. Selain itu, diet juga diatur untuk mendapatkan index massa tubuh (IMT) yang ideal. Dikatakan ideal bila IMT berkisar antara 18,5 – 22,9. IMT didapatkan dengan rumus: berat badan (dalam kg) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter).

Prinsip diet DM disingkat dengan 3j: tepat jadwal, tepat jumlah dan tepat jenis. Pola pemberian makan diabetes secara umum dibagi menjadi 6 waktu makan, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan. Selang antar waktu makan sekitar 3 jam. Contohnya adalah sebagai berikut. Makan pagi jam 06.00 dengan makanan sebanyak 20% total kalori, makan makanan selingan pagi jam 09.00 sebanyak 10% total kalori, makan siang jam 12.00 sebanyak 25% total kalori, makan makanan selingan siang jam 15.00 sebanyak 10% total kalori, makan sore jam 18.00 sebanyak 25% total kalori dan terakhir makan makanan selingan jam 21.00 sebanyak 10% total kalori. Pemberian makanan yang sedikit-sedikit namun sering ini dimaksudkan untuk menghindari lonjakan gula darah yang terlalu tinggi. Dengan demikian, insulin bisa bekerja secara maksimal untuk mengubah gula darah menjadi energi.

Jenis makanan diatur sendiri sesuai dengan selera berdasarkan ketentuan 45-60% terdiri atas karbohidrat, 10-15% protein dan 20-25% terdiri atas lemak. Untuk lebih jelasnya silakan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi medis.

Pantangan untuk penderita DM, menurut Prof Askandar Tjokroprawiro*, terdiri atas makanan yang banyak mengandung gula dan makanan yang bisa meningkatkan asam urat, lemak, dan hipertensi. Makanan yang bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah disingkat dengan JAS-BUKKET (Jerohan, Alkohol, Sarden – Burung dara, Unggas, Kaldu, Kacang-kacangan, Emping, Tape). Makanan yang bisa meningkatkan kadar lemak darah disingkat dengan TEK-KUK-CS2 (TElor, Keju – Kepiting, Udang, Kerang – Cumi, Susu, Santan). Makanan yang bisa mengakibatkan tekanan darah semakin naik pada hipertensi misalnya ikan asin, kacang asin dan telor asin.

Sebaliknya, penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan chromium, disingkat MABUK (Mrica, Apel, Brokoli, Udang, Kacang-kacangan). Chromium memperbaiki kerja insulin, sehingga baik untuk DM.

Untuk sayur dan buah, Martalena dari Instalasi Gizi dr Sardjito menyarankan beberapa macam sayur dan buah yang disingkat dengan TKW – PJKA – BK (Tomat, Kacang, Wortel – Pepaya, Jeruk, Kurma, Apel – Brokoli, Kubis). Tomat dan wortel banyak mengandung lycopene, sedangkan kacang kaya akan arginin. Selain itu, sayur dan buah yang disebutkan di atas mangandung banyak sekali anti oksidan.

Pola hidup Sehat
Terakhir, ada 10 petunjuk pola hidup sehat bagi penderita DM yang disingkat dengan GULOH – SISAR. G (Gula), artinya pantang gula bagi DM dan kurangi konsumsi gula bagi non-DM. U (Urat), artinya batasi JAS-BUKKET. L (Lemak), artinya batasi TEK-KUK-CS2. O (Obesitas), artinya kecilkan lingkar pinggang Anda (idealnya untuk pria < 90 cm dan wanita < 80 cm). H (Hipertensi), artinya untuk pasien hipertensi sebaiknya membatasi garam. S (Sigaret), artinya stop merokok. I (Inaktivitas), artinya hindarkan inaktivitas dan rutinkan olah raga berupa jalan kaki 3 km per hari atau sit-up 50-200 kali per hari. S (Stress), arinya kurangi stress dan usahakan tidur 6-7 jam sehari. A (Alkohol), artinya stop alkohol. Dan terakhir R (Regular check-up), artinya kontrol teratur terutama bagi penderita yang berusia lebih dari 40 tahun tiap 3, 6 atau 12 bulan tergantung kebutuhan.

*Dalam Seminar Recent Update on Diabetes Mellitus 2009 yang diadakan di Yogyakarta pada tanggal 11 Januari 2009.
**Dalam Workshop Terapi Insulin dan OHO pada DM Type II yang diadakan di Kuala Kapuas pada tanggal 23 Agustus 2008.



Alat Ukur Kadar Gula Darah
Alangkah baiknya apabila setiap penderita DM memiliki sendiri alat untuk mengukur kadar gula darah. Alat seperti ini bisa didapatkan di apotek-apotek terdekat di kota Anda maupun belanja via amazon.com.

13 komentar:

Anonim mengatakan...

Waduh, aku seneng teh manis je. Sehari bisa 3-4 gelas, kira2 buruk buat kesehatan gak?
Tapi dulu pernah check-up juga, syukurlah kadar gula normal, cuman kolesterol agak tinggi :D

Andri Journal mengatakan...

@ mas Dony:
Gak pa pa mas Dony,asal diimbangi dg olahraga yg rutin.Tp kalo lingkar pinggangmu lebih dari 90 cm ya sebaiknya konsumsi gula dikurangi. :) Kolesterol tinggi?Sebaiknya batasi makanan yg mengandung TEK-KUK-CS2 dan cek lg kolesterolnya setelah 3 bulan.

Anonim mengatakan...

This is an excellent blog post. I recently did an article on diabtes. I wish you would stop by my blog and see it: http://healthy-nutrition-facts.blogspot.com

Anonim mengatakan...

wah...gambar jajan e warna warni enak uey....

hehehe....

susah baget ya nyari "Easy Touch", eeehhh malah kamu pasang iklan "Accu Check"...nggak kompak harusnya pasang iklan Easy Touch aja sekalian >.<


Jeng Sri ^_^

Andri Journal mengatakan...

@ Healty Nutrition:
I had left a comment to your post about diabetes.Please check it out. :)

@ Sri:
Hahaha..Makasih ya dah repot2 nyarikan. ;) Kemarin pas aku nyari2 produk di amazon.com adanya ya Accu Check ini.Jadilah yg dipajang produk Accu Check. :)

Anonim mengatakan...

lingkar pinggang bertambah..tanda metabolik sindrom...

Anonim mengatakan...

nice post...

Anonim mengatakan...

pinggang melebar dan berdombet nggak bagus buat penampilan dunk ya...

Anonim mengatakan...

sebaiknya kapan periksa gula mandiri dok?

Anonim mengatakan...

waduh, lingkar pinggangku berapa yaa...

Andri Journal mengatakan...

@ All:
Ini mesti dr Afie sama 'anak2nya' rame2 main ke warnet..Ck ck ck..Sregep tenan. :D Yg bahaya itu kalo perutnya membesar dok..Kalo pantatnya (apalagi dompetnya) yg membesar itu namanya rejeki. ;D

Pemeriksaan gula darah pada orang sehat (selanjutnya disebut pemeriksaan penyaring) dikerjakan pada kelompok yg memiliki salah satu faktor risiko DM,misalnya riwayat keluarga dg diabetes,usia lebih dari 45 tahun dan hipertensi (lebih lengkapnya silakan dokter lihat sendiri di buku Konsensus PERKENI). ;p

haryoga mengatakan...

thanks infonya dok. merefresh ilmu lagi niihh..

salam

Amie_pharmacy mengatakan...

bagus isinya,,

boleh tak sy tau, bagaimana mekanisme kerja gliben dan metformin kalau diberikan pada hewan uji tikus putih???

mana yang paling cepat memberikan efek? gliben atau metformin...?

tx.

Recent Comments