Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Minggu, 07 Juni 2009

Mulai Dari Nol Besar

Life is not a game. You can’t restart your life. Once you make a mistake, that’s it. You’re done.
~ Adithya Mulya



Oke, sekarang saatnya saya mulai membahas masalah finansial. Suatu topik yang memang terdengar sedikit aneh bagi saya. Ibu saya memang seorang guru ekonomi, tapi sayangnya, ilmu-ilmunya tidak serta merta diturunkan lewat tali pusar.

Sampai saat ini saya punya problem yang mungkin bisa berdampak buruk bagi masa depan bila tidak ditindak lanjuti dengan seksama, yaitu, susah menabung. Sampai saya mencoba berguru pada suami gila untuk mendalami masalah financial planning ini.

Jangan tanya soal tabungan saya yang sekarang ya, karena nominalnya saat ini bisa saja diabaikan. Jadi bisa dikatakan kalau saya akan start dari posisi nol besar. Dengan kondisi saya sekarang (baca: bujangan), memang masalahnya sedikit lebih simpel. Setidaknya saya belum perlu memikirkan masalah pendidikan anak.

Prioritas utama saat ini adalah RUMAH. Tidak ada investment yang lebih penting di dunia ini dari memiliki rumah sendiri dan lunas, kata suami gila. Segubug-gubugnya itu rumah, kita punya kebanggaan, tidak merepotkan orang tua dan selamat dari bahaya mengontrak di mana uang menguap begitu saja. Nah, masalah utamanya adalah, untuk membangun rumah yang layak huni tidak cukup beratapkan jerami bukan?

Gaji saya sebulan sekarang 1 juta. Memble bukan buatan. Saya kadang berpikiran, apa dengan gaji sebesar ini saya layak untuk melamar seseorang? Terus nantinya kalau sudah berkeluarga apakah istri saya mau makan singkong rebus tiap hari?

Dengan gaya hidup sekarang, katakanlah living cost bisa ditekan sampai 45% income. Ini dengan catatan bahwa saya hidup membujang, tanpa menanggung siapa pun. 45% x 1 juta = 450 ribu. Kabar baiknya, sampai hari ini saya kan masih ikut orang tua, jadinya makan dan tidur bisa gratis. Nah, kabar buruknya adalah: pacar saya tinggal di New York! Ongkos pulang-pergi ke kotanya sekali jalan bisa mencapai 300 ribu (naik perahu cadik). Duit di kantong tinggal 150 ribu. Jadinya mau tidak mau saya harus bisa hidup untuk 29 hari berikutnya dengan sisa uang 150 ribu. Mampus dah!

Sementara itu, rumah di desa dengan harga 100 juta rupiah sepertinya sudah layak untuk ditempati. Itu baru rumahnya lho ya, belum tanahnya, belum nanti buat beli isi rumahnya dan lain sebagainya. Di depan rumah ortu sih ada tanah kosong, tapi sangat sempit. Taruhlah saya bisa menabung 550 ribu per bulan, untuk dapat 100 juta rupiah berarti harus menabung selama 100 juta: 550 ribu = 182 bulan! Mencreeeet!

Itulah buruknya kerja jadi kuli, sangat sulit untuk berkembang. Mau tidak mau saya harus mencari penghasilan dari sumber lain. Tololnya lagi, saya tidak punya bakat bisnis.


Sepertinya cerita akan sedikit lain bila saya menikah dan istri ikut bekerja. Setidaknya kan tabungan bisa bertambah lebih cepat dan ongkos pulang-pergi ke kota pacar bisa ditekan.

Posting ini adalah posting pertama saya yang membahas masalah financial. Jadi tolong dimaklumi ya kalau tulisannya agak njlimet..hehe.. Saya pikir ke depannya nanti saya memang harus lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang. Dua puluh tujuh tahun saya hidup dan tak punya tabungan bukanlah satu hal yang bisa saya banggakan. Saya tahu saya masih harus banyak belajar. Dan untuk itu saran-saran dari teman akan sangat membantu saya.

Merci J’éspère que vous toujours reussirez.

14 komentar:

Lisa mengatakan...

It's never too late to start... btw start belajar bhs pcis ya ?

Andri Journal mengatakan...

Iya dong,masak kalah ama Celia. ;D

Indra Mahardika mengatakan...

Coba saja mas dengan bersedekah 10%, insya allah tujuan mas andri lbh cpt tercapai

yenni 'yendoel' mengatakan...

haduh..!
demo ke bos pak dokter. minta gaji dinaikin. hehehehee...!

Anonim mengatakan...

Ya nggak papa mas...merintis dari bwah...sdikit demi sdikit lama lama jadi bukit bukit bukan,ya untung2 bkn bukit malah gunung tp djaga jgn ampe meletus lho bisa parah...solusinya sekolah yuk... :D

baburinix mengatakan...

ah...ternyata aku lebih parah darimu mas:10 ribu X 2 jam X satu bulan udah berapa? itu cuma buat ngenet, belum lagi buat rokoknya: 9000Xper hari...aduh dasar gawat juga nih gue...

ririn mengatakan...

huakakaka...
maaf loh.. bukan bersenang2 di atas derita orang lain, tapi ini postingnya bikin ngakak..
huahahaha...

coba dok, ke new york'nya pake pesawat.. *walopun abis itu puasa setaun :D..* kasian itu pacarnya,nungguin naik perahu,keburu dapet pacar baru dok.. hehehehe

eSTe mengatakan...

wah kita kok sama...prioritas saya juga lagi pengen nyari rumah, skrg lagi ngumpulin duit buat DP perumahan..kalo udah dapet baru deh merried..hehehe...

salam kenal mas..

tukang Nggunem mengatakan...

Wedewww..pak Dokter gila ini mikirnya udah sampe ke situ rupanya..sukurlah...piye Dok, golek omah nang Solo wae...bapake Doni kae yo developer perumahan, coba nembung wae nginden siji..sopo ngerti nek ro konco iso oleh luwih murah...hahahaha...

Fanda mengatakan...

Jangan kuatir Andri, kamu gak sendirian kok. Banyak yang punya problem sama, tapi asal tak berhenti berdoa dan terus mencari peluang, hidup pasti akan lebih baik. Justru yang muali dari nol biasanya yang lebih ulet!

Mengenai rumah, sudah benar. Itu investasi masa depan dan nilainya gak mungkin turun. Kalau rumah terlalu berat, cobalah dengan tanah terlebih dahulu. Tanah di depan rumah ortu yang sempit, seberapa sempit? Harganya cukup bagus? Prospek daerahnya bagaimana? Mulailah dari yang kecil dulu, karena kalo inginnya langsung yang besar, malah gak dapet2. Apa ada saudara yang bisa membantu dananya (pinjaman)? Mungkin untuk uang muka saja, lalu sisanya kredit di bank sesuai kemampuan bulanannya. Sampaikan ke pacar kalo jadwal ketemu harus dikurangi demi masa depan. Kalo ia memang cinta dan melihat ke depan, pasti ia akan mengerti.

Untuk mendapat penghasilan lebih, tak selalu harus bisnis. Bisa memberi les pelajaran misalnya, atau berjualan, dsb. Carilah! Manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Yang penting kamu percaya bahwa tidak ada sesuatupun yang tidak mungkin. Yang penting, terus berusaha, berpikir dan berharap. Aku punya adik angkat yang baru punya rumah di usia 30 tahun. Ortunya miskin, tinggal di Batu. Ia ke Surabaya tanpa uang sepeserpun kira-kira 10 tahun lalu. Dia nginap dari rumah saudara satu ke lainnya, sampai pernah nginap di mobil kantornya! Tapi ya itu tadi...gak ada yang gak mungkin. Good luck ya...

tantursyah mengatakan...

belum lagi kpotong u ngenet n ngeblog ya dok..

Andri Journal mengatakan...

@ Fanda:
Terima kasih atas masukannya.Aku tertarik sama masukan sampeyan,terutama poin tentang "kalo inginnya langsung yg besar,malah gak dapet2".Nafsunya orang yg lg punya keinginan memang begitu.Penginnya sak deg sak nyeg.Termasuk aku.Lupa,kalo semuanya itu butuh proses. :)

Judith mengatakan...

Nek ono rejeki beli tanah saja dulu. Kan harga tanah makin lama makin naik dan perawatan tanah kosong masih lebih mudah Ndri, setidaknya untuk simpenan lah. Mulai saiki urip prihatin dulu, nyimpen duit sithik2 nggo mbangun omah. Kuwi kabeh tergantung niatmu nabung Ndri. Trus.. protes nyuwun mundak gaji sing sesuai target. Good luck Ndri :)

donlenon mengatakan...

wah, tampaknya postingan kali ini membahas problem sejuta umat bung. Tidak hanya anda, tampaknya problem seperti ini juga dialami banyak pihak. Karena bukan pakar keuangan, komentar yang lebih berbobot, tampaknya musti saya serahkan pada Safir Senduk...

Recent Comments