Seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun datang dengan diantar keluarganya. Terdengar isak tangis dari orang yang mengantar. Hal yang demikian, sepanjang yang aku tahu, menandakan bahwa kondisi pasien memang mengkhawatirkan. Dan memang, pasien saat itu dalam kondisi lemah. Pasien terlihat sesak nafas yang ditandai dengan frekuensi nafas yang meningkat. Selain itu pasien juga muntah beberapa kali selama perjalanan ke rumah sakit. Tekanan darah saat diukur 100/60.
Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang kulakukan, pasien kudiagnosa sebagai anemia. Hb (hemoglobin) pasien saat itu 4,0 g/dL. Pasien selanjutnya direncanakan untuk mendapatkan tranfusi PRC sebanyak 2 kolf, injeksi ampicillin 1 gr/8 jam dan injeksi ranitidin 1 ampul/12 jam. Hari berikutnya diberikan tranfusi PRC sebanyak 1 kolf per hari hingga Hb lebih dari 8.
Terapi Tranfusi Darah
Tranfusi darah diindikasikan pada pasien dengan anemia, perdarahan, gangguan pembekuan maupun thalassemia. Pasien dengan anemia berat bila tidak dinaikkan Hb-nya dalam waktu yang singkat bisa berakibat dua hal. Pertama, bisa berlanjut ke gagal jantung, karena kerja jantung meningkat. Kedua, bisa berlanjut ke hipoksia, karena oksigenasi jaringan yang berkurang.
Satu unit PRC bisa memberikan kenaikan Hb sebesar 0,25-0,5 g/dL. Dalam kondisi normovolemia, satu unit diberikan dalam rentang 1-3 jam, dan jangan lebih lama dari 5 jam, agar tidak tumbuh kuman selama darah berada dalam suhu ruangan.
Pada anemia kronik, dimana cairan tubuh tidak berkurang secara drastis, oksigenasi jaringan ini masih bisa dipertahankan oleh jantung. Caranya yaitu dengan meningkatkan cardiac output. Hal ini sesuai dengan rumus Nunn-Freeman, dimana Available O2 = CO {(Hb x SaO2 x 1.34) + (pO2 x 0.003)}. CO adalah cardiac output dan Hb adalah hemoglobin.
Tranfusi perlu diberikan bila Hb kurang dari 8 dan ada tanda-tanda kekurangan oksigen. Jenis darah yang diberikan ada dua macam yaitu whoole blood (WB) dan packed red cell (PRC). WB diberikan bila anemia disertai hipovolemia maupun trombositopenia. Tapi bila tujuannya hanya untuk meningkatkan Hb maka PRC adalah pilihan yang pas.
Reaksi Tranfusi
Demam. Reaksi ini paling sering terjadi, self limiting dan berhenti jika tranfusi dihentikan. Bila timbul bisa diterapi dengan antipiretik.
Alergi. Bisa berupa urtikaria, bronchospasme dan syok. Bila timbul diterapi dengan antihistamin, steroid maupun 0,3 mg efedrin iv.
Tranfusi PRC pada Thalassemia
Thalassemia disebabkan oleh kelainan sintesis rantai globin (α atau β) dengan gambaran darah khas yaitu hipokrom mikrositer. Thalassemia mayor memberikan gambaran klinis yang jelas berupa anemia berat, splenomegali, ekspansi sumsum disertai deformitas tulang, dan kematian prematur. Thalassemia minor biasanya tidak memberikan gejala klinis.
Derajat anemia yang terjadi pada pasien thalassemia dapat bervariasi dari ringan sampai berat akibat eritropoeisis yang tidak efektif. Transfusi PRC masih merupakan tatalaksana suportif utama pada thalassemia dengan tujuan mempertahankan kadar Hb 9-10 gr/dL agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Transfusi dengan dosis 15-20 mL/kgBB PRC biasanya diperlukan setiap 4-5 minggu.
Tranfusi Trombosit pada Demam Berdarah
Di Singapura indikasi untuk tranfusi trombosit adalah AT<10.000/mm3 pada pasien yang stabil, <20.000/mm3 dengan perdarahan minor, dan <50.000/mm3 dengan perdarahan yang signifikan.
14 komentar:
Jeng srintil: hura mudeng...cuma tau istilah anemia,thalasemia,transfusi darah aja..selebihnya blind.. @.@ Lanjutkan membantu menyembuhkan pasien2mu dokter... ^^.
salam kenal dok...!
ah kalo aku bingung neh mas andrie, golongan darah ku katanya sih A, tapi semua saudara maupun ibu o jadi aku masuk yang mana ya...?glek
@ baburinix!:
kalo golongan darah pian a,sementara golongan darah ibu o,pastilah ayah piyan golongan darahnya a.Iya kalo?
seperti biasa saya datang untuk merefresh ilmu n cari ilmu baru niiihhhh hehehe
thanks dok
sy pernah dgr, kl tranfusi bs bkn aids. ko bs knp ya ?
@ aphied:
tranfusi darah memang berpotensi menjadi sarana penyebaran penyakit menular diantaranya hepatitis dan hiv aids. Tapi hal ini bisa dicegah dengan upaya screening yang dilakukan oleh PMI. Jadi hanya darah yang bebas penyakit saja yang diberikan kepada pasien.
Istri saya waktu melahirkan anak ke 6 terjadi pendarahan krn dokter kandungan terlambat datang(jalan macet krn sekaten) padahal sudah disuntik pemacu. Bidan takut bertindak akhirnya lahir pendarahan bidan tidak siap dokter blm datang. Pasca melahirkan harus ditransfusi darah. Keluhannya menggigil
hm.. kalo lemah jantung?berarti pasokan darah keganggu ga sih dok? bisa dibantu transfusi juga?
temenku 2 orang lemah jantung.. kalo kumat gitu harusnya diapain sih.. sapa tau bisa transfusi2 trus seger lagi,hehe..
@dok : maaf.. adduh saya baru buka blog saya lagi.. itu juga ada ceritnaya.. gara2 saya ditelp dosen .. dosen saya ngeliat salah satu postingan saya.. trus nanya alamat web saya.. hehe kebakar lagi benah2 blognya.. apa kabar dok ? cie dokter dia.. saya sudah buka blog punya pacar dokter tuh.. ajiib.. :)
aku blom tau gol darah ku ne.... mw periksa tatuuuuut....
@ ririn:
tranfusi darah pada lemah jantung hanya bermanfaat bila yg bersangkutan mengalami anemia.Penyebab lemah jantung kan banyak,otomatis ya harus diterapi sesuai penyebabnya.
@ ratih:
waah..berarti skr km dah jd blogger seleb dong,ampe ditelfon ama dosen segala. :p semoga kuliahnya lancar yaa..dan sering2 lah mampir ke sini. ;)
mampir mas.. blm ada posting baru nih..
Salam TS
Posting Komentar