“Lho, dokter ini dulu kan SD-nya di SD Wonokarto 1 kan?”, tanya seorang wanita setengah baya sambil mengamat-amati lencana namaku yang ada di dada sebelah kanan dengan seksama.
“O saya ingat. Njenengan kan yang dulu ikut lomba cepat tepat di TVRI. Wong saya dulu juga ikut mengantarkan kok”, katanya lagi dengan penuh keyakinan.
Meski usianya menjelang pensiun, Bu Kris masih saja mengenaliku. Ini tentu berkebalikan dengan diriku. Aku bahkan sudah lupa, atau lebih tepatnya pangling, dengan guruku yang satu ini. Aku memang orang yang gampang pangling.
“Wah, sekarang sudah jadi dokter ya. Dulu masnya ini murid saya lho bu”, katanya kepada rekan-rekannya yang kala itu ikut dalam pemeriksaan osteoporosis gratis. Rata-rata rekannya juga berumur 50 tahun ke atas. Di Wonogiri ini tidak ada alat untuk memeriksa osteoporosis, jadi ketika ada pemeriksaan gratis, gayung pun bersambut, berduyun-duyun orang mendatanginya.
Bagian tubuh yang diperiksa adalah tumit. Konon kabarnya, tulang di bagian tumit ini lah yang paling keras di antara tulang-tulang yang lain. Yang diukur adalah kepadatan tulangnya, istilah medisnya bone mineral density (BMD) atau T score. Semakin tinggi nilai T score, berarti tulangnya semakin padat. Nilai normalnya di atas -1. Dikatakan osteoporosis bila nilai T score kurang dari -2,5. Sedangkan, T score antara -1 dan -2,5 disebut sebagai osteopenia, dimana tulang mulai mengalami pengeroposan.
Aku, yang didaulat sebagai konsultan, diminta stand by jam 12 hingga jam 2 siang. Tugasnya tentu saja melayani pertanyaan dari para pasien yang datang, terutama yang ada sangkut pautnya dengan hasil pemeriksaan. Umumnya, hasil pemeriksaan mereka adalah osteopenia. Dan demi mengetahui hal tersebut, mereka menanyakan cara mencegah terjadinya osteoporosis itu.
Kira-kira, inilah tips untuk mencegah osteoporosis yang aku sampaikan kepada mereka.
Perbanyak asupan kalsium
Tulang itu mirip gedung bertingkat. Untuk membangunnya tentu dibutuhkan material ini dan itu. Kalsium adalah material utama untuk membentuk tulang. Jadi, bila ingin tulangnya kuat tentunya dibutuhkan asupan kalsium yang cukup. Sebaiknya mengkonsumsi kalsium setiap hari dengan dosis untuk usia produktif 1000 mg kalsium, sedang untuk usia lansia 1200 mg kalsium
Asupan kalsium bisa didapat dari makanan dan suplemen. Makanan yang dianjurkan antara lain telur, susu dan produk-produk olahannya (keju, mentega), ikan, kacang kedelai dan produk-produk olahannya (tahu, tempe), kacang tanah, kacang hijau dan kacang merah. Kalsium juga dapat diperoleh dengan mengonsumsi sayuran hijau seperti brokoli dan bayam. Sedangkan suplemen kalsium bisa didapatkan di apotek-apotek terdekat.
Menurut para peneliti, lebih baik mengonsumsi sebagian besar suplemen kalisum setelah makan malam dibandingkan di pagi hari. Ini dikarenakan tubuh akan menyimpan kalsium dengan cara yang lebih baik saat beristirahat. Tapi ingat, suplemen ini tidak dianjurkan bagi pasien yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit batu ginjal atau sedang mengkonsumsi obat jantung tertentu.
Olah raga secara teratur
Kalau materialnya sudah cukup, tentunya harus juga diimbangi oleh para pekerja bangunan yang mumpuni. Olah raga membuat tubuh mampu memanfaatkan kalsium lebih baik, sehingga tulang yang terbentuk juga lebih padat. Sebagai permulaan, cukup lah olah raga seminggu tiga kali. Macam olah raganya pun jangan yang terlalu berat, cukup jalan kaki selama 30 menit. Latihan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang yaitu menaiki tangga, jogging, dan senam.
Beberapa ahli juga menganjurkan untuk berjemur. Sinar UV B dari matahari membantu menghasilkan vitamin D yang diperlukan pada pembentukan massa tulang. Berjemur di bawah sinar mentari bisa dilakukan pada pagi hari, sekitar 30 menit, sebelum jam 09.00 dan pada sore hari sesudah jam 16.00.
11 komentar:
Jeng says: Wah..wah..si bu guru pasti bangga punya murid yg sukses seperti anda pak dokter...
Saya jg pernah tuh ngadain acara pemeriksaan tulang gratis pas kkn kmpus,wktu itu selain konsultasi gratis dg dokternya,jg dapet gratis susu anlene sbg sponsor...karena semua gratis,akhirnya panitia meskipun blum 40th keatas jg ikut periksa...dah hasilnya alhamdulillah msh sehat...Sukses buat pak dokter Harmoyo...^^,
lama ga jumpa ya....pie kabare cah2?
aku jadi inget wonogiri, dulu kalo lebaran selalu mudik ke wonogiri, kumpul sama semua sanak saudara.
Gimana pemeriksaan osteoporosis di wonogiri.. baik semua... disitu kan banyak gunung kapur hihihi
@ dr monte:
dokter punya facebook?Kalo punya,add aku ya dok.Alamat emailnya: eharmayaku@yahoo.com.Banyak jg lho temen dokter yg punya fb.
Wah pak dokter srg jd konsultan skrg, mantep d :) btw, tersanjung dong secara bs membuka ingatan kembali jaman2 SD dulu n jadi guru bagi guru kita :)
@ mbak Lina:
kemarin aku tanya ke panitia penyelenggaranya,dan memang betul,dari hasil pemeriksaan kasus osteoporosis sangat lah jarang.Jangan2 memang ada hubungannya ama gunung kapur ya. ;D
ada award tuh di bblog M buat kamu.. ;)
wah,, berarti pinter dong.. bisa masuk TVRI.. cieeee
eh trus kalo masih muda.. cara ngecek kita kurang kalsium apa ga, gimana caranya? kan kebanyakan orang2 waktu muda sehat2 aja.. ngerasa cukup kalsium.. eh, udah tua baru kerasa "tidak ada pondasi yang kokoh",wekeke
Kebahagiaan seorang guru adalah ketika ketemu muridnya yang sudah jadi "orang" pasti seneng dan bahagia
wah, guru SD nya pasti bangga banget tuh dok. .
ngomong2 soal tulang, dl aphied waktu kecil suka di D *d jemur di gitu deh*
hmm, mg2 pekerja tulang aphied sehat ah. .
hihi. .
Met lebaran ya mas!
Posting Komentar