Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Senin, 28 Desember 2009

Gejala Ekstrapiramidal Setelah Minum Metokloperamid

Aku sudah dua kali menjumpai kasus serupa. Yang pertama mengenai seorang gadis berusia 17 tahun. Sebelumnya pasien ini berobat padaku dengan keluhan mual. Saat itu kuberikan metokloperamid untuk tiga hari. Metokloperamid sendiri adalah obat mual yang sering kupakai. Hari ketiga gadis itu datang lagi, dengan kaku leher. Lehernya tertarik ke satu sisi. Ternyata, itu adalah efek ekstrapiramidal dari metokloperamid. Mulai saat itu, aku tak pernah lagi memakai metokloperamid sebagai obat mual. Sebagai gantinya aku memakai domperidon atau ondancentron yang memiliki efek ekstrapiramidal minimal.

Kasus kedua kujumpai beberapa hari yang lalu. Kali ini menimpa anak berumur 11 tahun. Datang dengan mata mendelik ke atas mirip orang kesurupan. Lehernya kaku. Kata ibu pasien, ini dimulai setelah minum obat dari A. Aku tanya, apakah sebelum pergi ke A sudah nampak gejala seperti ini.Ibunya bilang kalau memang sudah ada gejala mendelik, tapi mendeliknya ke bawah (?).

"Setelah minum obat dari A matanya jadi mendelik ke atas.Khawatir kalau kenapa-napa makanya langsung saya bawa ke sini", kata ibunya.

Kebanyakan petugas medis sudah jarang memberikan metokloperamid pada pasien anak. Lagipula obat dari A bentuknya puyer, jadi sulit untuk mengetahui kandungannya. Aku tanya lagi apakah sebelum pergi ke A, pasien sudah diperiksakan ke tempat lain. Ternyata sudah, yaitu ke B. Aku minta kepada ibu pasien supaya mengambil obat yang diberikan B. Benar saja, salah satu obat yang didapat dari B salah satunya adalah metokloperamid!

Menurut teman sejawatku, gejala ekstrapiramidal akan nampak pada pemberian metokloperamid setelah beberapa kali pemberian, hingga kadarnya dalam darah cukup untuk menimbulkan gejala yang dimaksud. Seringkali keluarga pasien menjadi panik dengan hal ini, walau pun sebenarnya, terapinya cukup mudah.

Yang penting obat penyebabnya dihentikan pemberiannya. Lambat laun gejalanya akan menghilang seiring dengan menurunnya kadar metokloperamid dalam darah. Terapi yang bisa diberikan antara lain injeksi diphenhidramin (im/iv). Kata temenku, yang penting pasien bisa tidur dulu. Biasanya, setelah tidur gejalanya sudah sedikit berkurang.

Demikian sedikit pengalaman dariku, semoga bisa bermanfaat bagi sejawat semuanya. Wassalam.

4 komentar:

Yunan mengatakan...

bener boz... pake inj dipenhidramin sipp... Sudah membuktikan. dapet pasien,anak umur 10an tahun juga. rujukan dari tenaga medis non dokter, abis kena metochlopramid, pasien mulute perot kaya kena stroke, sampe ludah ngeces2, kaya ngidam nggak kesampean. akhirnya ketolong juga.

Anak-anak memamng rentan bgt dengan metochlopramid..

Judith mengatakan...

Lha dari kejadian ini juga merupakan pengalaman baik buatmu ya Ndri..kesian si pasien yang mengalami ekstrakadal eh ekstrapiramidal seperti itu, bisa dikatakan salah urat juga nggak?

Bukan berarti semua jenis obat2an tidak mengandung efek samping ya? Trus Meteor eh Metokloperamid itu nama obatnya? atau salah satu jenis komposisi yang terkandung dalam obat tersebut? Maklum ya Ndri, soale jaman aku di Solo dulu belum kenal nama obat2 yang modern gitu..

ririn mengatakan...

wah, sampe googling nih, sebenernya baca aja udah pusing,ekstrapiramidal-metokloperamid..apaa itu.,hehehe

o, obat anti mual,jadi kalo abis dikasih itu malah mata+mulutnya kemana2, dihentiin obatnya,trus didiemin aja kan?sip2,,dok..

putriastiti mengatakan...

salam kenal dok, saya sedang stase di interna nih,, pernah mengalami kejadian sama di poliklinik.
Saya baru tau setelah ditunjukin residen kalo itu efek pemberian obat anti mual (metocloperamide), dari sana saya belajar inj. dipenhidramin bisa mengatasi dan pemberian obat anti mual yang lebih ringan dari metocloperamide seperti domperidon (bener ya dok?), disarankan.

Pengalaman yang berharga dok!

Recent Comments