Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Minggu, 24 Januari 2010

Darah diganti Darah

Syok hipovolemik memiliki dua penyebab: perdarahan atau dehidrasi.Dehidrasi bisa disebabkan muntah,diare atau ileus obstruksi.Walaupun penatalaksanaan awal syok hipovolemik sama,baik karena perdarahan atau pun dehidrasi,yaitu pemberian infus cairan kristaloid secara agresif dalam 30-60 menit,namun tetap ada perbedaannya.Pengganti darah terbaik pada kasus perdarahan adalah darah.Jadi,bila ada kasus perdarahan masif,maka sedapat mungkin resusitasi dilakukan dengan pemberian darah (whole blood).

Pemberian cairan infus (misalnya Ringer Laktat) sifatnya hanya sementara saja,sambil menunggu darah siap.Perkiraan jumlah darah yang keluar didasarkan pada kondisi pasien.Bila pasien sudah menunjukkan tanda-tanda syok,perfusi menurun,tekanan darah<90,nadi>120,maka estimasi kehilangan darah sudah mencapai 25-35% volume darah.Dalam keadaan ini,tranfusi darah dengan whole blood adalah keharusan.

Ambil contoh sebuah kasus: seorang pasien laki-laki berumur 30 tahun,datang dengan perdarahan akibat kecelakaan lalu lintas,Tekanan darah 80/40,nadi 140,pucat dan perfusi dingin.Setelah diperiksa lab,Hb 9 mg/dl.Terapi syok yang paling tepat tentu adalah tranfusi darah,tapi darah ternyata belum tersedia.Sementara menunggu darah datang,infus Ringer Laktat masuk sebanyak 2 liter.Tekanan darah naik menjadi 100/60,nadi 100 dan Hb menjadi 6 mg/dl.Hb otomatis turun karena terjadi pengenceran darah oleh kristaloid,selain juga karena darah yang terus-menerus keluar.

Jika darah telah datang,setidaknya dimasukkan 2 kolf darah sesegera mungkin.Karena bila tidak ditranfusi segera,maka akan terjadi anemia akut,dan ini berbahaya.Berbahaya untuk oksigenasi,berbahaya untuk jantung,dan menghambat kesembuhan luka.

Tapi harus selalu diingat,bahwa tranfusi darah memiliki segudang resiko yang tak bisa diremehkan.Penularan penyakit lewat tranfusi,misalnya lues,malaria,hepatitis,sampai HIV,sangat mungkin terjadi.Hal ini bisa diminimalisir dengan adanya seleksi yang ketat di PMI dalam penyediaan darah yang benar-benar steril dari kuman penyakit.

Selain itu,kearifan dokter untuk menentukan kapan harus dilakukan tranfusi darah juga dibutuhkan,demi keselamatan pasien.Semoga bermanfaat.

5 komentar:

donlenon mengatakan...

mumpung ono postingan tentang darah sekalian takon wae lah..

ehm, satu pertanyaan. misalkan kita kena anemia, makanan sehari2 yang bisa menanggulangi hal itu apa ya dok?

aphied mengatakan...

saya ko takut ya dok sm transfusi darah,
pdhl sy sering donor darah lhoo. .

Andri Journal mengatakan...

@donlenon:
anemia banyak penyebabnya,jadi terapinya juga harus sesuai dengan penyebabnya.tapi biasanya anemia yang terjadi di sekitar kita akibat dari kekurangan zat besi.maka dari itu pasien sebaiknya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya seperti daging, makanan dari unggas seperti telur, kalkun dan ayam, serta makanan laut seperti kerang dan udang.

@aphied:
kalo bisa gak usah tranfusi darah lah.donor darahnya aja dilanjutkan. :)

reiki attunements mengatakan...

wow what a nice one ..
thanks for sharing these

vj mengatakan...

okey blog j vj.

Recent Comments