Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Kamis, 05 Juli 2012

Kateterisasi

Kateterisasi uretra adalah memasukkan kateter ke dalam buli-buli melalui uretra. Pemasangan kateter dilakukan secara aseptik dan diusahakan tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien. Pemasangan kateter ini di-kontra indikasi-kan pada pasien yang dicurigai terdapat ruptur uretra: keluar bloody discharge pada muara uretra eksterna, pada kasus trauma pelvis atau patah tulang pelvis, hematoma perineal, atau pada RT didapatkan prostat yang melayang.

Alat yang dibutuhkan antara lain: (1) Kateter ukuran 16 Fr - 18 Fr untuk dewasa, (2) Urin bag, (3) Spuit 10 cc 2 buah, (4) Lidokain 2% 2 ampul, (5) Aquabides 25 cc, (6) Handscoen, (7) Kassa steril, (8) Betadine dan (9) Jelly.

Disinfeksi
Setelah dilakukan disinfeksi pada penis dan daerah di sekitarnya dengan betadine, daerah genitalia dipersempit dengan duk bolong steril.

Anestesi
Pegang penis dengan kasa steril pakai tangan kiri. Semprotkan lidokain sebanyak dua ampul, diikuti jelly 10-20 ml yang dimasukkan per uretram.

Kateterisasi
Pelan-pelan kateter didorong masuk dan kira-kira pada daerah bulbo-membranasea (yaitu daerah sfingter uretra eksterna) akan terasa tahanan; dalam hal ini pasien diperintahkan untuk mengambil nafas dalam supaya sfingter uretra eksterna menjadi lebih relaks. Kateter terus didorong hingga masuk ke buli-buli yang ditandai dengan keluarnya urine dari lubang kateter. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli lagi hingga percabangan kateter menyentuh meatus uretra eksterna. Balon kateter dikembangkan dengan 10 ml air steril atau sesuai ketentuan. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan urine bag.

Fiksasi
Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal. Fiksasi yang mengarah ke kaudal akan menyebabkan terjadinya penekanan pada uretra bagian penoskrotal sehingga terjadi nekrosis.

Dokumentasi
Catat volume inisial urin dan warna yang keluar.

Bila prosedur kateterisasi sudah dilakukan dengan baik tetapi masih kesulitan dalam memasukkan kateter, perlu dipertimbangkan adanya batu uretra, striktur uretra, kontraktur leher buli-buli, atau tumor uretra.

Kateter sebaiknya diganti setiap dua minggu sekali.

3 komentar:

hendra mengatakan...

thanks gan buat ilmunya

john mengatakan...

thanks for share

download kumpulan skripsi gratis mengatakan...

very very nice information. I realy like this article

Recent Comments