Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Minggu, 13 April 2008

Sampai di Puskesmas Terusan Tengah


"Yang terlihat cuma air dan air"


"Rumah di pinggir sungai"

Wah, akhirnya sampai juga di Puskesmas dimana saya ditempatkan. Kata orang sini sih deket, “cuma” 2,5 jam dari kota Kapuas bila ditempuh dengan taksi air (2,5 jam relatif deket untuk daerah Kalimantan, padahal kalau di Jawa itu sama saja jarak Solo-Semarang bila ditempuh dengan bis). Namanya Puskesmas Terusan Tengah, termasuk Kecamatan Selat. Wilayah kerjanya meliputi lima blok (semacam perumahan untuk transmigran). Nah, Puskesmas-nya ada di blok B, di pinggir sungai.

Orang-orang di sini kebanyakan merupakan penduduk transmigran yang berasal dari Jawa (Cilacap, Brebes, Purwodadi, Gunung Kidul) dan ada juga yang berasal dari Bali. Yang jadi sopir taksi saja orang Purwodadi, namanya pak Trimo (suwun nggih* pak, udah bawain koper dari hotel ampe dermaga..hoho..).

Tarif sekali jalan untuk naik taksi air 10 ribu. Sebenarnya kalau naik speed boat lebih cepat lagi, paling cuma 1 jam dari kota Kapuas, tapi tentu saja tarifnya lebih mahal (25 ribu).


"Di depan Puskesmas"

Sampai di Puskesmas langsung ketemu ama pak Nur Rahmat selaku Pimpinan Puskesmas dan beramah tamah sebentar dengan para kru mulai dari yang paling senior Bu Lina (asli Dayak), Bu Jurah (asli Banjar), Pak Pur (mau pindah ke Seitatas), Mbak Tina (mamanya Irsyad, asli Gunung Kidul), Cicik (asli Wonogiri) ampe yang paling imut namanya si Mut (asli Martapura).

Termasuk beruntung karena ternyata sudah disediakan rumah dinas (deket ama Puskesmas) dan kendaraan dinas (Supra Fit). Tapi sayangnya, listrik cuma nyala pas malam hari (mulai sekitar jam setengah 6 sore sampai jam setengah 6 pagi), itu pun gak mesti, soalnya kadang ada pemadaman total dengan dalih perbaikan alat (PLN di daerah sini menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/PLTD).

Kalau mandi, pakainya air kolam yang juga resapan dari sungai (jadinya kadang kering pas surut, tapi begitu pasang meluber kemana-mana). Tapi kadang mandi di sungai kalau bosan mandi dengan air kolam..hehe.. ^_^

Sedangkan kalau masak sayur atau mie pakainya air hujan. Buat minum saya beli air galon dari warung (soalnya kalau pakai air sungai atau air hujan kan belum terjamin kebersihannya. Sungai di sini buat bermacam-macam aktivitas mulai dari mandi, cuci pakaian ampe beol!).

Sinyal telepon ada, tapi yang paling kuat cuma Indosat. Telkomsel ada tapi hilang timbul. Malah kebeneran, tarif GPRS paling murah kan punyanya Indosat. ^o^

Nonton TV? Gak usah khawatiiir. Semua channel bias kuq. Lumayan lah, ulun** bisa nonton MotoGP ama Piala Eropa ntar Juni. Cihuuyyy ^O^/

* Semua orang, tanpa memandang suku memakai kata “nggih” untuk mengatakan “ya”.
** Ulun artinya saya (bahasa Banjar).

4 komentar:

A.G mengatakan...

mas okeh wong soko Purwodadi toh? lha iku kan tanah kelahiranku.. btw purwodadine endi sek ding.. aku soko Godong.. sopo reti ktm kr tonggoku nek kono hihi... :)

Anonim mengatakan...

Wuah dokter-dokter sekarang itu gaul ya,, ga gaptek,, kalo yang saya kenal itu dokter pasti gaptek yang dia tau cuma teori kedokteran dan segala perente tentang ilmunya..

Salut euy buat mas ini, keren-keren.. Dokter apakah mas?

Anonim mengatakan...

Ndri,liat foto2 sungai itu ko koyok berkesan angker ya? whih,medheni ... Untung ada fotomu dibawahnya hihihi idep2 ganti pemandangan. Salam ..

Andri Journal mengatakan...

@ A.G :
Asale soko Karang Rayung mbak Ayiiin...

@ Nada Taufik :
Aku dokter umum Nada...Lha aku nulis di blog ini juga cuma ikut2an ama sejawat saya yang PTT, sekalian mengabadikan momen2 buat kenang2an ntar kalo balik ke Jawa. ^_^

@ mbak Judith :
Sing tak foto kuwi omahe wong Dayak asli mbak...Pertama reti nyet ketoke medheni...Tapi yen wis terbiasa jane yo biasa wae kuq...hehe..

Recent Comments