Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Minggu, 17 Agustus 2008

Ziehl Neelsen


Enam bulan sudah, seorang pasien berumur 12 tahun dari blok D Kiri menjalani program pengobatan TB. Dirinya sekarang sudah tidak batuk-batuk lagi dan berat badannya pun bertambah. Yeah…she had completed the TB treatment…well done!

Sudah 126 tahun kuman bernama Mycobacterium tuberculosis terang-terangan ada di depan mata kita, tepatnya setelah Tuan Robert Koch berhasil mengidentifikasinya pada tahun 1882. Manusia boleh berbangga bisa mendarat ke bulan, meng-kloning domba Dolly ataupun melakukan teleconference dari Solo di Indonesia hingga Oslo di Norwegia, tapi kuman ini ternyata bukan kuman idiot yang begitu saja mudah untuk ditaklukkan.

Berbagai penelitian, baik itu menyangkut diagnosis hingga terapi, telah dilakukan oleh para professor yang tentunya paham ilmu-ilmu paling up to date. Tetapi kuman primitif ini seakan bisa mengikuti perkembangan jaman. Para kuman ini mungkin memiliki Divisi Riset dan Teknologi di kalangan mereka, sampai-sampai beberapa obat TB pun sudah tak berefek apa-apa lagi terhadap mereka.

Hasilnya, setiap detik ada satu orang knock out akibat TB. Dan setiap 4 detik, ada satu orang penderita TB baru. Kuman TB benar-benar kuman yang perlu diwaspadai.

Sekedar informasi, tiga per empat kasus TB terdiri dari usia produktif (15-49 tahun) dan umumnya wanita. Dan penderita TB yang tidak diobati akan menularkan penyakitnya ke 10-15 orang yang lain dalam waktu 1 tahun. Kuman TB memiliki cara penularan yang sederhana, namun efektif. Penderita Tb yang batuk atau bersin akan mengeluarkan percikan dahak, dan orang akan tertular bila menghirup percikan udara ini.

“ Barangkali mereka belum tahu gejala TB Bu…”, kata saya kepada Bu Lina sepulang dari Posyandu di blok B Kiri dalam rangka penyuluhan TB menyoal rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjalani pengobatan TB.

“ Mereka tahu paaak…tapi mereka malu untuk berobat”, jawab wanita Dayak ini dengan aksennya yang khas.

Tahukah Kawan, penderita TB di Terusan ibarat aib yang seharusnya ditutup-tutupi. Mereka rela paru-paru mereka digerogoti kuman-kuman bedebah ini, asalkan tidak ketahuan oleh para tetangga, bahwasanya mereka sebenarnya mengidap TB. Sebuah ironi, yang merugikan hajat hidup orang banyak tentunya.

Dan beberapa waktu yang lalu, saya diundang ke Dinkes Kapuas berkenaan dengan TB ini. Keperluan utama: mengambil reagen Ziehl Neelsen dan obat TB. Keperluan tambahan: mendapatkan kursus singkat mengenai cara pembuatan preparat TB beserta tetek bengek administrasinya. Puskesmas Terusan Tengah rencananya akan berubah fungsi dari Puskesmas Satelit menjadi Puskesmas Pelayanan Mandiri, artinya: diagnosis dan terapi dilakukan sendiri oleh pihak Puskesmas. Dan jabatan analis pun diemban oleh pria jangkung berkulit hitam berwajah manis pemilik blog ini.

Bagi Kawan-Kawan dokter PTT yang mau tahu resep pembuatan preparat TB menurut Ziehl Neelsen, akan saya paparkan caranya. Tapi bagi Kawan-Kawan yang bukan dokter, apalagi yang sedang pusing kepala, sebaiknya acuhkan saja dua paragraf di bawah ini.

Preparat TB dibuat dengan meratakan dahak pada kaca obyek lalu keringkan beberapa saat. Setelah itu, guyur dengan Carbol Fuchsin dan bakar hingga timbul uap. Tunggu 5 menit, lalu bilas dengan air mengalir. Beri HCl-Alkohol 3% hingga warna merah hilang, lalu dibilas lagi. Beri Methylen Blue 0,3% dan tunggu hingga 30 detik. Setelah itu dibilas, dikeringkan dan diamati dengan mikroskop perbesaran 1000 kali. Bila masih belum jelas mengenai Ziehl Neelsen ini, hubungi handphone saya.

Ziehl Neelsen memiliki kelemahan dalam hal sensitivitas, yaitu hanya dapat mendeteksi Mycobacterium bila jumlahnya lebih dari 5000 per mL dahak. Itu artinya, negatif palsu sangat mungkin terjadi.

Sebagai penutup, akan saya sampaikan pelajaran moral yang keenam untuk Kawan-Kawan sekalian: bila Anda batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih, apalagi bila dahaknya bercampur darah, segeralah pergi ke Pusat Kesehatan atau Puskesmas terdekat untuk periksa dahak. Barangkali Anda mengidap TB.

3 komentar:

A.G mengatakan...

hiks kok ngeri gitu yaa...

smg ga sampe terjadi dweh *sambil komat kamit baca doa :( *

Unknown mengatakan...

Di sini pernah ada teman setanah air yang ketahuan berpenyakit TB. Kemungkinan besar kenanya di tanah air, tapi gak jelas lah di mana.

Tapi kelanjutannya adalah begitu positif diagnosanya, semua teman serumahnya dikirimi surat oleh Ministry of Health di sini, disuruh screening semua! Wajib! Whoaaa....serem juga!

Andri Journal mengatakan...

@ mbak Ayin:
Pokoke...selalu makan makanan yang bergizi dan olah raga secara teratur, supaya daya tahan tubuhnya bagus.

Jangan lupa berdoa.
**sambil liat mbak ayin komat kamit**

@ mbak Dyah:
Singapura nganggep TB serem ya? Lha kalo Indonesia malah nyantai-nyantai aja mbak...periksa ke dokter kalo misalnya dah mau knock out. :(

Recent Comments