Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Sabtu, 13 September 2008

Jiwa Yang Tenang


Saya tinggal di komplek perumahan Puskesmas. Tetangga sebelah kiri saya adalah seorang Dayak Maayan, Bu Lina namanya. Sedangkan tetangga sebelah kanan saya adalah sepasang ibu muda: Mutmainah dan Cicik. Keduanya adalah para wanita jablay yang suaminya masing-masing mengais rupiah di daerah Kalsel.

Janganlah Anda membayangkan perumahan kami seperti perumahan dosen UNS di Karanganyar. Perumahan kami hanyalah deretan tempat tinggal yang terbuat dari kayu dengan gaya arsitektur rumah panggung khas Kalimantan. Di bawah rumah kami tanahnya basah sepanjang tahun dan terkadang mirip kolam bila pasang tiba.

Pada postingan kali ini saya akan perkenalkan rekan saya yang bernama Mutmainah pada Anda. Mutmainah adalah seorang ibu muda asli dari Martapura. Di Puskesmas dirinya adalah seorang perawat gigi. Dunia mungkin tidak terlalu mengenalnya, tapi dia cukup berarti bagi saya. Tuhan telah mempertemukan saya dengan orang-orang yang istimewa, dan Mut adalah salah satu orang itu.

Nama ‘mutmainnah’ berasal dari bahasa Arab, artinya jiwa yang tenang, dan itu memang benar-benar mencerminkan orangnya. Saya melihat Mut sebagai orang yang sepertinya tidak memiliki ambisi apa-apa di dunia ini. Pernah suatu saat saya bertanya kepadanya.

“Kamu pernah chatting Mut?”, tanya saya.

“Gak pernah dok”

“Jangan-jangan kamu gak tahu apa itu internet?”.

Dia berkata kalau dia tak terlalu paham masalah internet. Saya tanya kenapa, dan dia menjawab kalau dia tidak begitu memperhatikan masalah-masalah seperti itu.

“Lalu apa yang kamu kerjakan saat kuliah dulu?”

Dia bilang kalau dia lebih banyak diam di rumah. “Saya orang rumahan dok”, kata Mut.

Saya lalu menceritakan pada Mut bahwa dirinya mengingatkan saya pada ibu saya. Saya katakan bahwa ibu saya orangnya juga suka berdiam diri di rumah. Diam-diam saya membayangkan bahwa apa yang saya sebut sebagai wanita idaman saya sebenarnya cuma seorang wanita rumahan saja.

Saya betah berbincang-bincang dengan wanita ini, seolah-olah saya menemukan oase yang sejuk di tengah padang pasir yang tandus. Mut adalah orang yang santai, perkataannya tidaklah rumit untuk bisa membuat kita tersenyum. Dia adalah tipe orang yang tidak terlalu mengejar dunia. Dan itu adalah salah satu poin penting dari dirinya yang membuat dirinya istimewa di mata saya.

Tapi hubungan saya dan Mut bukan lah suatu hubungan asmara Kawan, saya benar-benar menganggap Mut sebagai seorang sahabat. Dan Mut, adalah kenalan pertama saya di Terusan Tengah. Saya bertemu dengannya saat saya pertama kali naik taksi air di Pelabuhan Danau Mareh, Kapuas menuju ke Terusan Tengah. Mungkin itu pertanda dari Tuhan bahwa saya memang harus banyak mengambil pelajaran dari orang ini.

Kawan, saya sebenarnya memiliki masalah yang cukup serius saat kuliah dulu. Tidak banyak yang tahu bahwa selama enam tahun itu jiwa saya dirundung gelisah. Seorang kawan kos yang memiliki banyak koleksi buku agama di kamarnya pernah menyarankan saya untuk membaca sebuah buku karangan Al Ghazali, “Mensucikan Jiwa” judulnya. Dia adalah salah seorang yang bisa ‘membaca’ kegelisahan saya waktu itu.

Dengan tinggi badan 187 cm, saat kuliah dulu berat saya cuma 60 kg. Coba bayangkan, betapa kurusnya saya. Tidak lain karena aktivitas saya yang super sibuk waktu itu. Ikut di beberapa organisasi dan menjadi asisten dosen sudah sangat merepotkan, pontang-panting saya dibuatnya. Sampai-sampai saya harus mencatatnya di buku agenda, apa saja yang harus saya kerjakan hari itu: rapat organisasi, asistensian dan pacaran tentu saja. Tapi saya lupa mengagendakan satu hal yang teramat penting. Dan itu bertanggung jawab pada sebuah kondisi yang meprihatinkan: jiwa saya tidak terurus dengan baik.

Dan keputusan berat pun akhirnya harus kita ambil bila suatu saat kita di berada persimpangan hidup. Setelah menjadi pembicara dalam Simposium Sumpah Dokter di Hotel Quality Surakarta pada bulan Desember 2006, saya ditawari menjadi pengurus PB IDI di Jakarta, bekerja di klinik dengan gaji wah dan janji akan dikursuskan ACLS/ATLS di sana. Jawaban saya waktu itu adalah: TIDAK.

“Its enough!”, pikir saya. Saya harus berhenti sejenak untuk menata diri saya. Pada akhirnya saya memilih untuk ‘hanya’ bekerja pada sebuah klinik kecil di pelosok desa di daerah kelahiran saya Wonogiri. Dan saya solah-olah menghilang dari peredaran kala itu. Saya bermetamorfose dari seorang aktivis mahasiswa menjadi seorang yang di pagi hari mempunyai aktivitas rutin berupa: lari pagi menyusuri sawah, kemudian duduk menghadap gunung sambil mendengarkan lagu-lagu D’Cinnamons.

Saya sengaja mengganti nomor handphone saya, sehingga hanya beberapa teman saja yang bisa menghubungi saya. Saya seperti halnya orang yang hidup di pengasingan. Tapi jujur saja, hati saya damai dengan kondisi seperti itu. Dan waktu itu, tepatnya saat bulan Ramadhan setahun yang lalu, saya untuk pertama kalinya katam Al Qur’an.

31 komentar:

The Diary mengatakan...

duhhh.... aku jadi inget masa2 aku di Banjarmasin, di bawah rumah kontrakanku kalo musim ujan banyak banget ikan. Tapi aku milih rumah kontrakan yg pake tembok dan alhamdulillah pake keramik. Soalnya takut ada ular masuk rumah. Byk banget ular kan??? Oya Ndri tunggu tgl 17 ya ada hadiah buat ultahmu ntar liat di blogku hihihihi

Andri Journal mengatakan...

@ Lyla:
Perasaanku kok mengatakan kalau hadiah kali ini cuma tugas doang ya lyl... :((

A.G mengatakan...

wes sana sini nulis ttg cinta.... cinta oh cinta :)

kangen omah aku nek kene ra ono gunung.. biyen cilikanku tangi turu mbukak jendelo disambut gunung merbabu nan gagah itu.

Mas aku mulih Jowo tgl 16 oktober -14 November... tlisiban no Mas ? pgn oleh-2 opo ? cewek blonde hihihihi :P

Lisa mengatakan...

kok skg ngga ada shoutbox ? kirimi saya email ya... di samping kanan ada ikon email

Andri Journal mengatakan...

@ mbak Ayin:
Weh iyo tlisiban...Aku nyang jowo tanggal 17 september njut balik kalimantan tanggal 10 oktober...Jan2e aku meh njaluk ditraktir timlo...hehe...Cen ora jodo awake dhewe mbak... ^^

Aku njaluk oleh2 tas ae...tasku wis jebol kae...Sampeyan ra mesakke aku to...Ra kuat tuku tas aku... ^^

@ mbak Lisa:
Ok.

Anonim mengatakan...

187??? waw... tinggi badan idaman sayah... :-D


mas, berbicara mengenai gigi, saya lagi stase gigi dan mulut ni.. aneh ah, ga berasa jd dokter.. hehe..

Andri Journal mengatakan...

@ Ijal:
Yang penting tahu tekanan darah maksimal untuk pencabutan gigi jal...Biasanya kalo di puskesmas kamu dikonsuli masalah itu oleh perawat gigimu.

Anonim mengatakan...

salam kenal. kebetulan lewat nih & tertarik ma artikel tentang jiwa yang tenang. well, sometimes people do need some space for themselves. begitu juga aku yang kadang bingung mencari pelarian untuk sekedar menenangkan jiwa yang seringkali lelah dengan rutinitas.doesn't mean i'm afraid to deal with it,i just need time to collect my spirit back and make things right..

Andri Journal mengatakan...

@ Sweetestar:
Ya,dan sampe sekarang pun sisa2 kegelisahan itu pun masih ada kok..Aku tak bisa berdiam diri di rumah,terkadang..Hampir seminggu sekali aku pergi ke kota,mesti tujuannya cuma jalan2 dan menghabiskan uang..Aku pernah diberi tahu temenku bahwa akan sangat sulit menghilangkan kebiasaan itu,bahkan ketika aku sudah menikah nanti.Benar atau tidak aku tak tahu,tp aku harap itu tidak benar..Salam kenal jg sweet,sering2lah mampir kemari. ^^

piyek mengatakan...

Seperti kalo lagi berkendara di jalur cepat. Secara gak sadar bisa ikut2an nambah kecepatan dan semakin melaju. Jadi, harus tau kapan waktunya untuk injak rem dan mengurangi kecepatan. Kalo perlu, berhenti sejenak dan beristirahat. Setelah pikiran mulai tenang, barulah memutuskan rute mana yang mau diambil.

Tapi kesadaran untuk menginjak rem itu yang kadang susah banget munculnya. Dan memang perlu orang lain untuk mem-'buzz!' kita :P

Tentang jalan2 dan menghabiskan uang rasanya juga terjadi padaku. Gak sering2 amat sih *emangnya mau jalan2 kemana di P.Raya..:P* Tapi menurutku, ngapain kita kerja cape2 kalo hasilnya gak bisa dinikmati... *setelah membayar tagihan2 dan menabung tentunya.. :)*

Anonim mengatakan...

Awas, jaga jarak sama mbak Mut ya :D
Oya, cek emailnya dok, saya sudah kirim no hape

Andri Journal mengatakan...

@ Piyek:
Nah..Itulah yg membedakan aku dg dirimu yek..Km masih inget ama yg namanya menabung.Aku datang ke kalimantan tanpa tabungan sama sekali..Uang yg kuperoleh selama bekerja di jawa dulu habis untuk bersenang2..Baru setelah ayahku kecelakaan beberapa waktu lalu,aku sedikit demi sedikit mulai menyisihkan uang..Apa yg terjadi pada ayahku mungkin suatu pertanda,bahwa sudah saatnya aku memulai suatu fase yg baru dalam hidupku.Suatu fase yg orang bilang:kemapanan.

@ mas Dony:
Ok.

Anonim mengatakan...

wah!!! nemu cah wonogiri ngeblog...aku ora nemu shoutbox, dadine ninggal pesen neng kene wae yo mas :D

lam kenal yo... *salaman*
aku biyen pas cilik yo neng wonigiri, saiki neng suroboyo :D

Andri Journal mengatakan...

@ Vin:
*salaman jg*
Lam kenal jg vin..Makasih dah mampir..

Luluch The Cinnamon mengatakan...

Aih ndri...
Work with passion is the most important thing i guess. Gud luck in everything u do dude...

Andri Journal mengatakan...

@ Luluch:
Tq miss..Ujung2nya don't worry,be happy kan?Heee.. :p

Anonim mengatakan...

Sugeng sonten Dok....

Judith mengatakan...

Aku sebel karo kowe Ndri, pulkam kok ora pamit ..

Bar moco tulaisanmu Ndri, koyone kowe cocok dapet pasangan hidup yang seperti mbak Mut iki. Ngadepi wong koyok pak dokter Andri kiy kudhu sabar, soale pak doter Andri suka cewek cantik ha ha!

Banyak Beribadah dan sabar Ndri, kabeh menungso iki mung dayoh neng bumi, wong jenenge dayoh yo merdayoh seng apik2 wae, sopan, kalem lan wicaksono. Nek ketemu sesama dayoh seng ayu, pancen jodo yo weslah lanjut nganti balik neng asal mula alias dunia fana ... *haiyaahh, aku kiy jan jan e ngomong opo ora mudeng (^J^)

Kamsudku, mudah2an kowe ketemu jodo setia sehidup semati nganti simbah2... Aku pinginnya dulu uripku begitu tapi Gusti menetukan lain je, apa boleh baut? Wes ya Ndri, aku lagi demam kiy. Diswiss dah mulai pancaroba. Dari panas mendadak dingiiinn! Anakku ragil juga lagi demam, tular2an karo mboke kiy hi hiii ..

Darkpuccino™ mengatakan...

titip slam buat mbak mutmainnah ya mas :)

Andri Journal mengatakan...

@ Pherlee:
Nggih..Matur nuwun sampun mampir..

@ mbak Judith sing ayu dhewe sedunia:
Woo..Iyo,aku lali pamit..Lha nang kene lg akeh job dadine lali aku..(halah..padune mung alesan..hihi..).
Iyo mbak..Dadi bojoku memang kudu sabar..Lha piye,wis gawan orok je yen reti cewek rodo kempling langsung nglirik..heee..Kiro2 ono po ra yo,cewek sing iso suabaaaar bgt..ayuuuu bgt..tur gemati.. ^^
Mugo2 ndang mari mbakyu..Jo lali mangan sing bergizi trus diombe obate..Tak dongakke ko jowo..
Sik..Tak numpak pesawat sik yo.. :p

@ Darkpuccino:
Salam baliiik..Salam kenal jg.. :)

arros mengatakan...

Salam kenal..
numpang lewat sini untuk ekedar menginggalkan komen yang ngga bermutu

Kristina Dian Safitry mengatakan...

dok, kalo sakit hati obatnya apa yach?hue..he..he..

Blogspot republik mengatakan...

rumah dokter ya ??

Anonim mengatakan...

Sampeyan merasa nyam,an sama si Mut itu? yowes dilamar wae gek merried ngono...hahaha...jare nyaman...
btw sampeyan katanya mau ngajak wedangan di tempat mas Wandi?? kata si dony sih...

Andri Journal mengatakan...

@ Niki Kulo:
Salam kenal jg..

@ Kristina Dian Safitri:
Ke tempat praktekku dulu kris..Ntar tak kasih tahu..hee..

@ Mymoen:
Yup.

@ Tukang Nggunem:
Mut sudah nikah ama orang martapura,temennya dulu pas sekolah di keperawatan gigi..Sekarang lg hamil 6 bulan..Doakan semoga kelahirannya lancar. ^^
Aku skr lg nyampe surabaya kang..Ntar tak kabari kalo maw ke solo (lewat mas dony)..Makasih kang..

Anonim mengatakan...

Andri, baca cerita kamu kayaknya mengingatkan aku ama teman aku dulu. Cuman dia gak dokter. Dia kuliah di australia ampe S3. Sekarang kerja di Australia juga. Dia itu serba sibuk dulunya, kehidupannya snagat supermewah ampe dia merasa gamang dan ingin mencari jati diri. Dia sempat lari dari australia karena gak betah (dipaksa ortu kuliah), pergi ke Bali. Dia bertemu seorang perempuan tamatan SMA buka jualan makanan. Mereka sempat sahabatan, namun gara-gara nasihat cewek itu, temanku sadar terus berangkat ke Australia lagi. Ujung2 nya setelah tamat dia nikahin tuh cewek sekarang mereka bahagia dengan tiga anak. Nah kamu gimana tuh ........

dyah mengatakan...

Pak Dokter lagi mulai memasuki masa telaah dan merenung....hehe

Semoga berkahnya bagi orang banyak, pak dokter jadi dokter yg welas asih! Siip dah...

Andri Journal mengatakan...

@ Wirati:
Doakan saja semoga orang yg menyadarkan aku itu cantik dan berambut lurus panjang..hwehehe..

@ mbak Dyah:
Amiin..Makasih atas doanya mbak..Kudoakan jg semoga Aqila sehat selalu..

The Diary mengatakan...

Ayo... ambil ya award dari aku Ndri...

Anonim mengatakan...

ganti no.hp? ntr kalo ada yga nanggih tang gimana? jadi tenang ya? he..he... pisssss

Andri Journal mengatakan...

@ Lyla:
Ok.

@ Masenchipz:
Hahaha...dan itu adalah salah satu tujuannya...menghilangkan jejak! ^^

Recent Comments