Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Jumat, 20 Maret 2009

Ketika Orang Desa Makan Kepiting Tambora


Nenek Chiyo datang langsung dari Tsunagakure untuk menghadiri pesta pernikahan cucunya yang ada di Balikpapan. Beliau datang dengan ditemani oleh menantunya. Tubuhnya yang sudah renta tidak menyurutkan niat untuk datang, meskipun jarak yang ditempuh cukup jauh. Ini juga adalah pengalaman pertama beliau naik pesawat.

“Kendaraannya kok gak jalan ya?”, demikian kata beliau saat sedang naik pesawat, padahal saat itu pesawat sedang terbang. Dasar orang desa.

Beliau sampai di Balikpapan satu hari sebelum saya datang. Kesempatan bertemu dengan nenek tidak saya sia-siakan. Berhubung Britney tidak ada di tempat, jadilah nenek yang saya ajak jalan-jalan berkeliling kota Balikpapan. Mengingat kondisi nenek, maka saya hanya mengajak beliau jalan-jalan di sepanjang Jl. Jendral Sudirman saja.

Tujuan yang pertama adalah Pantai Monpera. Sedikit berasa aneh. Betapa tidak, di pantai itu banyak muda-mudi yang bercengkerama dengan pasangannya masing-masing sementara saya menggandeng nenek-nenek!

“Ayo turun ke pantai nek”, kata saya.

“Gak usah Ndri. Di sini saja”, kata nenek. Mungkin beliau takut dengan ombak.

Setelah puas menikmati suasana pantai, kami pun lalu beranjak ke kawasan Pelabuhan Semayang dan Pertamina. Suasana yang mendung membuat saya tidak bisa berlama-lama di kedua tempat itu.

“Nek, sudah capek belum?”, kata saya.

“Memang mau kemana lagi?”, kata nenek.

“Ayo makan dulu. Nyobain kepiting…hehe…”

Kami pun beranjak menuju ke arah Bandar Udara Sepinggan. Di sebelah kiri jalan terdapat rumah makan seafood, Kepiting Tambora namanya.

“Kita makan di sini Nek”, kata saya.

Benar saja. Tidak berapa lama setelah kami duduk, hujan deras pun turun. Saya lalu memesan kepiting dengan saus tambora, sementara untuk nenek saya pesankan cumi-cumi dengan saus tiram. Kuberitahu satu rahasia Kawan, saya belum pernah makan kepiting!

FYI, rumah makan Kepiting Tambora ini cukup terkenal di Balikpapan. Artis ibukota macam Indra Bekti dan Nirina Zubir pernah mampir di sini. Harga menunya relatif mahal bagi orang seperti saya yang terbiasa makan di warteg. Kepiting saus tambora satu porsi harganya 92.500 rupiah, sementara cumi-cumi saus tiram harganya 40.000 rupiah. Makan makanan mahal sekali-kali tidak apa-apa, untuk menyenangkan hati.

Pesanan pun datang.

“Wah…kepitingnya besar sekali nek. Nenek mau kan?”, kata saya sambil memberikan sedikit bagian kepiting kepada beliau.

Saya cicipi sausnya, ternyata enak sekali Kawan. Bumbunya meresap sampai ke ruas-ruas sendi. Warna saus yang merah merona semakin menambah selera. Berulang kali saya gigit cangkang yang keras untuk mengeluarkan daging di dalamnya.

“Enak gak nek?”, kata saya.

“Enak Ndri. Rasa sausnya juga gak terlalu pedas. Cuminya juga enak”, kata nenek sambil sibuk mengeluarkan daging dari dalam cangkang.

“Sekali-kali makan enak nek. Di Kapuas sehari-hari makananku cuma ikan asin je…”

Saat makanan sudah hampir habis, saya menoleh ke sebuah alat mirip sumpit, tapi bahan dasarnya dari stainless steel. Sebenarnya sudah lama saya tahu ada alat di situ, tapi saya acuhkan saja. “Makan pakai tangan kan bisa, kenapa harus pakai sumpit”, batin saya.

Penasaran dengan alat itu lalu saya mengutak-atiknya. Lalu terbersit sebuah pikiran yang ganjil. Kalau saya menaruh kepiting ini di tengah (sebagai titik beban), di antara titik tumpu dan tangan saya bertindak sebagai titik kuasa, kok rasa-rasanya…Eureka!

“Nek, ini ternyata alat untuk memecah cangkang kepiting! Kalau kita taruh kepitingnya di tengah gini lalu kita hancurkan pakai alat ini ternyata dagingnya bisa kita ambil dengan mudahnya”, kata saya sambil mempraktekkan.

Saya memandangi nenek sambil melongo. Nenek juga melongo. Kedua orang desa melongo.

“Ndri…Ndri…Kepitingnya dah mau habis baru tahu cara makannya”, kata nenek.

“Hahahahahahahaha…..”

26 komentar:

Anonim mengatakan...

dok, beneran tu bumbunya smpe mresap k ruas2 sendi?

Anonim mengatakan...

wah kalo aku lohat dari penampakan gambar kepiting tambora nya tuh persis anget ma kepiting asam manis yang aku maksud kemarin lho...warna bumbunya merah, meresap ampe ke setiap ruas-ruas cangkangnya...bener banget...emang enak kok....

tapi ok mahalnya minta ampun ya...kalo disini seh seharga itu bisa dapat 2 porsi (ditempat langganan). dengan latar belakang keluarga pecinta seafood aku ikut berkomentar bahwa dimasak apapun kepiting emang enak, hasil laut yang nyam..nyam.,..mak nyusss....(kata pak bondan). btw cumi-cuminya kok nggak dinampakkan batang tentakelnya???? mesti dah kamu sikat habis tuh..... :D

"malih kuwe ki".... :(


Jeng Sri
(^_^)v

Andri Journal mengatakan...

@ dr Tantur:
Lha itu mas Tantur,niat hati penginnya niru gaya ekspresinya pak Bondan 'Wisata Kuliner',tp kok keliatannya wagu ya. :p Tp bener lho mas,bumbunya itu benar2 meresap ke setiap celah.Kalo dihisap..wow,maknyus tenan! :D

@ Jeng Sri:
Topik hari ini kepiting Jeng,makanya gambar cumi gak tak pajang,padahal sebenarnya tak foto jg. :p Hmm,mungkin rasanya hampir sama dg asam manis.Tp kayaknya ada tambahan 'bumbu rahasia'.Rasanya gak asam,gak manis..Piye yo,susah menggambarkan pokoke..halah.. :D Hey,kapan nih aku bisa nyobain kakap merah yg km banggakan itu? ;p

Yunan mengatakan...

perbaikan Status Gizi nih ceritana... Sekali-kali nyoba kepiting, mosok yo wandi terus
masih ingat wandi nggak bro... ?? Wedangan yang Selalu ada Dokternya..

Anonim mengatakan...

hhahhahahahhaahahhahhahahah, aku suka kepiting juga,
untung aja tangan ga luka,

Anonim mengatakan...

kayaknya neka bgt tuh andri, aku tertarikkkkkkkkkk
laparrrrrrrrr, malam-malam berkunjung nehhh

piyek mengatakan...

Kepitingnya menggiurkan :P~

Aku juga kalo makan kepiting agak tak kepitingawi (kalo manusia kan manusiawi). Kakinya kupatah-patahin pake tangan. Trus badannya juga diobrak-abrik pake tangan. Aku malah baru liat alat makan kepiting itu. Alah... ancene ndeso :P

Andri Journal mengatakan...

@ dr Yunan:
Hahaha..Namanya bukan dokter UNS ya bang kalo gak nyicipi wedangane wandi.Tp aku yo heran,maem gorengan+sego sambel kok ya akhirnya bisa jd dokter ya :p Tp ada hikmahnya,ber-sego sambel dahulu,ber-kepiting kemudian. :)

@ Wirati:
Wah,sayang kepitingnya gak bisa diupload. :p Tp beneran enak kok.Di Bali makanan sea food banyak kan?Tp gak ada salahnya sekali2 ke kaltim buat nyobain tambora. ;)

@ Piyek:
Oalah piyek..piyek..Km itu cakep tp kok ndeso tenan.Malah kayaknya untuk urusan ini km lebih ndeso dari aku. :p Tp setelah baca postingan ini km harusnya make alat pemecah cangkang lho ya.Pembaca Andri Journal gak boleh gaptek.Ok? :D

Admin mengatakan...

wew... kayanya enak tuh, tapi mahal.
Pernah ke balikpapan, tapi namanya juga masih anak kuliahan, jadi cuma makan nasi goreng aja. he..

Kemaren bicara dengan dokter rupanya, he.. Ingat sama saya?

Anonim mengatakan...

nenek chiyo, enak cuminya ?
secara harga memang mahal, tapi saya pernah 6 bulan di balikpapan, harga-harga di sana memang lebih mahal daripada di jakarta.

Anonim mengatakan...

aku ora doyan kepiting, mau diapa2in tetep ora doyan. mending dikasih ayam masak bumbu habang deh, apa nasi kuning campur ayam masak habang kalo gak hintalu :D

Andri Journal mengatakan...

@ Roby:
Hai Roby,salam kenal ya..Baru tahu kalo namanya Roby. :p Buat pembaca Andri Journal yg budiman,Roby ini ganteng lho..Tp gak tahu udah punya pacar pa belum. ;) Kemarin sempet kopdar ama beliau di Aruh Blogger.Gak nyangka kalo aku dokter ya mas.Mesti dipikirnya tukang pijet..hahaha..

@ Subpokjepang:
Aku gak tahu harga2 di jakarta,jd gak bisa membandingkan.Tp memang makanan di Balikpapan serba mahal (mungkin paling mahal se-Kalimantan).

@ Lyla:
Asal gak alergi,sebenarnya kepiting ini salah satu makanan paling nikmat yg sayang untuk dilewatkan.Tp masalah selera jg ding.Kalo aku sih asal enak apa2 jg maw. :D

Anonim mengatakan...

hmmmm.... besar bro!

motongnya susah ga tuh mas?

celli mengatakan...

mending mas ga akeh wong, dadi ra kisinan..dl aq byk org jd tpaksa kuurungkan niatku gara2 ga ngerti cara makannya...tp untung detik2 terakhir d sulawesi akhirnya bs mencicipi jg utk pertama dan terakhir kali mungkin...oalah wong ndeso..

Andri Journal mengatakan...

@ Ijal:
Bukan motong jal,tp mecah cangkangnya yg susah,terutama kalo pake gigi..hehe..Tp dg pemecah cangkang yg tersedia semuanya jd gampang. ;)

@ dr Celli:
Iya,untungnya waktu itu rumah makannya baru buka,jd belum banyak orang.Mencoba sesuatu yg baru itu perlu,untuk menambah pengalaman. :)

Anonim mengatakan...

dok andrie....
untung sendal jepit nenek ga dtinggal saat naik pesawat ya?
sungguh nikmar kepitingnya dok...ahhhh jadi pengen nih...

donlenon mengatakan...

Kepitingnya terlihat sangat menggiurkan. dari jaug terlihat seperti boneka buatannya nya cucu nenek chiyo, si sasori itu lho. hm, jadi kebayang apakah nenek chiyo yang ini akan sama terkejutnya (seperti yang ada di manga), terutama waktu melihat bentuk tubuh cucunya? ... he he he

Andri Journal mengatakan...

@ Baburinix!:
Aku gak tahu apakah kepiting tambora ini punya cabang di banjarmasin atau gak.Kalo ada wajib dicoba tuh. :p Postingan berikutnya (tentang Aruh Blogger) kayaknya bakalan nampilin foto sampeyan.Mohon ijinnya. :)

@ Donlenon:
Wah..Wah..Naruto fans jg ternyata. :D Tp bonekanya sasori kan banyak racunnya don,jdnya gak bisa dimakan.Eh don,punya koleksi video 'Naruto Shippuuden' gak? ;p

Anonim mengatakan...

malem dokter, masih di terusan?? apa dah pindah? hehehe...

Anonim mengatakan...

wah... bagus juga blognya. Ini andri adik kelas ku tho?

Judith mengatakan...

Wakakakakkk .. lucu mbaca ceritamu Ndri.. aku mau dunk cobain kepiting gitu, ndhelok saos e aku wes ngiler je :-D

dyah mengatakan...

Hahahahaaaa oom dokter andri...

Ceritanya makin seru n lucuuu! Yang ini asli bener2 bikin saya mesem2 ... Padahal udah mau bobok neeh!

Makasih yaaa mugi2 dapet mimpi lucu spt ini? ;)

Andri Journal mengatakan...

@ Eto:
Masih di Terusan nih,tp sebentar lg maw pindah. ;) Sampai ketemu lg ya..Keep blogging. :)

@ dr Monte:
Iya dok,ini Andri dari angkatan 2000.Itu lho,yg jangkung dan lumayan ganteng kalo diliat dari Hong Kong. :D

@ mbak Judith:
Iyo mbak,saose cen enak tenan.Yen dipikir2 jane lawuh nganggo saose wae wis cukup lho..saking enake. :D Lha sampeyan ra iso gawe dhewe to?

@ mbak Dyah:
Senengnya bisa bikin posting yg menarik.Tp ya sebanding dg biaya yg harus dikeluarkan jg.Untuk bikin posting kayak gitu kan harus keluar duit beberapa lembar buat beli kepiting. :p

ririn mengatakan...

huakakakaka....
gimana sih dok..
1. itu neneknya siapa ndre, ko dibawa2? hehe..
2. tumben ndri settingnya di pantai, tapi tokoh pendampingnya nenek2..
3. Ga papa ndre.. ga pake tank juga tetep enak kan, makannya... yah, paling malu.. dikit,, :D

Dony Alfan mengatakan...

"Kuberitahu satu rahasia Kawan, saya belum pernah makan kepiting!"
Iyo, tapi nek mangan yuyu mesti kerep, haha!

yenni 'yendoel' mengatakan...

payah ah...sama2 wong desa..hahahahaahahaa!!!

Recent Comments