Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Selasa, 02 September 2008

Workshop Terapi Insulin dan OHO pada Diabetes Melitus Type II


Jarak antara Terusan Tengah dengan Kuala Kapuas bila ditempuh dengan sepeda motor kira-kira memakan waktu 2,5 jam, dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Secara matematis, itu berarti jarak Terusan Tengah – Kuala Kapuas kurang lebih 100 km. Lumayan jauh juga ya… Apalagi mengingat jalan yang dilalui adalah jalan aspal berlubang yang bila musim penghujan lebih mirip kolam. Di Terusan malah sama sekali bukan aspal, tapi berupa sirtu (pasir dicampur dengan batu kerikil).

Itu sudah mendingan. Konon, sebelum diberi sirtu, jalanan di Terusan sangat becek. Ibaratnya motor bila sudah terperosok dalam lumpur akan tetap berdiri meskipun kita biarkan. Soalnya ban tertancap di lumpur!

Dan jalur darat ini lah yang musti saya tempuh untuk mengikuti Workshop Terapi Insulin dan OHO pada Diabetes Melitus Type II yang diadakan pada tanggal 23 Agustus 2008 di Kuala Kapuas.

Sebelum sampai di Kuala Kapuas, saya terbiasa mampir dulu di POM bensin. Bukannya beli bensin, tapi saya musti ganti celana panjang dan sepatu, karena keduanya belepotan dengan lumpur. Saya benar-benar mirip orang udik, lebih tepatnya, orang udik yang ganteng.

Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPd, KEMD, FACE adalah pembicara tunggal dalam workshop itu. Rentetan gelar akademik di depan dan belakang nama beliau sudah cukup untuk menyakinkan semua peserta yang hadir bahwa beliau ini termasuk golongan “bukan orang sembarang”. Beliau adalah salah satu konsultan dari 40 konsultan penyakit dalam yang dimiliki Indonesia.

“ Mati lebih enak daripada gagal ginjal atau pun buta akibat diabetes… Dan ternyata, 80% pasien cuci darah adalah penderita diabetes”, demikian kata prof mengawali workshop. Yang saya perhatikan pertama kali adalah rambut beliau yang sedikit kemerahan seperti rambut jagung. Maklum, beliau ini lahir di Amsterdam. Dan sisirannya juga rapi, mungkin karena memakai minyak rambut merk Johnny Andrean.

“ Pasien diabetes mesti dicari, karena gejalanya hampir tidak ada. Kalu orang tidak bisa kencing atau nafsu makannya kurang biasanya lari ke dokter, tapi kalau kencingnya lancar dan nafsu makannya bagus? Padahal penderita diabetes kan kencingnya lancar dan nafsu makannya bagus”, kata prof. Untuk diketahui, gejala klasik diabetes meliputi poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak makan).

Beliau menegaskan bahwa screening penderita diabetes sebenarnya diperlukan, terutama bagi mereka yang sanak keluarganya ada yang menderita diabetes, orang yang gemuk, umur lebih dari 45 tahun atau orang yang memiliki darah tinggi.

Malangnya Indonesia, karena umumnya diabetes di negeri tercinta ini menimpa penderita berumur 45-65 tahun, umur yang sebenarnya masih tergolong produktif. Sedangkan di negara maju, penderita diabetes justru menimpa umur lebih dari 65 tahun yang notabene adalah umur “bonus”.

“ Ada lima pilar penatalaksanaan diabetes: aktivitas fisik yang teratur, pola makan yang sehat, minum obat, edukasi dan pemantauan”, kata dosen Universitas Indonesia ini. “ Kalau dulu pemberian obat nunggu dua bulan dulu dan diberikan hanya bila dengan intervensi aktivitas fisik dan pengaturan diet tidak berhasil…sekarang kita menganut early farmacotherapy, jadi obat diberikan lebih dini dan kalau bisa diawali dengan pemberian metformin”. Inilah gaya seorang professor, anggun sekaligus menyakinkan.

Target penatalaksanaan diabetes, menurut beliau, bisa disingkat dengan ABC. Kepanjangannya: A1C (HbA1C) tidak lebih dari 6,5%, BP (Blood Pressure) tidak lebih dari 130/80, dan C (Chloesterol): LDL < 130, HDL > 40-50 dan TG < 150.” Karena di negara berkembang HbA1C belum begitu populer, maka kedudukannya bisa digantikan dengan pemeriksaan gula darah puasa (GDP). Targetnya adalah kurang dari 110 mg/dL”, kata prof.

Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah jalan kaki selama 30 menit, 4-5 kali per minggu. “ Ada pasien yang olahraga seharinya 4 jam, tapi gula darahnya tetap tinggi. Setelah ditanya olahraga apa, ternyata olahraganya bermain catur”.

Makanan yang dianjurkan, menurut ahli gizi Wiwik Suharti, Mkes, adalah sumber karbohidrat seperti nasi, roti, mie, singkong, kentang, ubi dan sagu. Sedangkan yang dibatasi adalah yang mengandung gula sederhana seperti gula pasir, gula jawa, sirup, susu kental manis, soft drink, es krim, kue manis dan dodol.

Sang professor juga mengingatkan bahwa terdapat perubahan waktu dalam pemberian obat diabetes saat bulan puasa. “ Dosis terbesar diberikan saat buka puasa dan bukan saat sahur. Ini sangat penting untuk menghindari terjadinya hipoglikemia”.

Sedangkan jadwal makan bagi penderita diabetes saat puasa meliputi: 50% dikonsumsi saat buka puasa, 10% sesudah sholat tarawih dan 40% saat sahur.

Workshop pun berakhir saat petang hari. Dan seperti biasanya, saya numpang tidur di rumah dinas kolega saya di Kuala Kapuas, drg Budi Setiawan.

Akhir kata, bersama postingan ini, segenap kru Andri Journal mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi seluruh umat Islam sedunia.

8 komentar:

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ mengatakan...

wew dre km masih di kalimantan ya ^_^

puasa juga masih di sana ^_^
met puasa ya dri

Judith mengatakan...

Ndri .. denger2 diabetes kiy pancen penyakit turunan, gitukah? Sama nggak dengan penyakit gula? wah medheni yak ..

Andri Journal mengatakan...

@ Gelly:
Sama-sama...

@ mbak Judith:
Ya, sama dengan penyakit gula. Faktor keturunan ikut juga berperan mbakyu...

Anonim mengatakan...

wah, sudah dokter tapi tak lupa menambah ilmu... hehehe..


DM itu bisa menyeramkan bgt ya komplikasinya mas.. padahal sebenernya bisa dikontrol..

Rezky Pratama mengatakan...

dok2,,,
kalo q rentan kena darah tinggi(keturunan) gimana kiat2nya agar tidak berlanjut ya? thanx

Andri Journal mengatakan...

@ Ijal:
Terpaksa jal...Setiap dokter harus mengumpulkan setidaknya 250 SKP untuk memperpanjang STR, itu artinya harus kejar setoran minimal 50 SKP per tahun.

Kemarin ikut soalnya dibiayai Puskesmas...hihi...

@ Rezky Pratama:
Biasakan gaya hidup sehat: makan makanan bergizi (jangan lupa sayur dan buah karena mengandung anti oksidan), olah raga secara teratur, kurangi merokok (bila merokok) dan hindari alkohol.

Kang Boim mengatakan...

wah info bagus ni seputar kesehatan...sy yg tadinya ga tau apa2 soal diabetes melitus...sekarang jd agak paham...thanks sdh sharing pengetahuan :D

Cuzer mengatakan...

wah hebat banar abangku ne....
Babila pian ke solo bang...

mudeng gak mas bosone...moso gak mudeng hehehe...

Recent Comments