Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Jumat, 13 Februari 2009

Paket Wisata Kuin: Pasar Terapung dan Pulau Kembang

“Ini namanya sungai apa to pak?”, tanya saya kepada Pak Ramdhani.

“Ini Sungai Barito”

“Trus yang tadi itu sungai apa?”, tanya saya seperti halnya anak SD yang sedang mengikuti study tour.

“Yang tadi itu Sungai Kuin. Sungai Kuin itu penghubung Sungai Martapura dan Sungai Barito”, jawab Pak Ramdhani sambil menyetir kelotoknya.

“Ooooo…”, kata saya sambil memanggut-manggut. Tidak lupa sesekali saya mengambil gambar jukung-jukung* yang berlalu lalang di tempat itu.

Pak Ramdhani, seorang pria Banjar setengah baya, adalah seorang sopir kelotok yang bermukim di Sungai Kuin. Pagi itu jam 05.30, saya booking kelotoknya untuk mengantarkan saya sendirian berjalan-jalan (lebih tepatnya berperahu-perahu) untuk menikmati Paket Wisata Kuin: Pasar Terapung dan Pulau Kembang. Sendirian, karena pada saat yang bersamaan, Britney Spears sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Pasar Terapung

In English, you can say it with ‘floating market’. Merupakan pasar tradisional khas Kalimantan Selatan. Hanya terdapat di pagi hari, biasanya dimulai setelah sholat Subuh. Anda harus menyewa kelotok yang ada di dermaga sepanjang Sungai Kuin untuk sampai di tempat tersebut. Sebenarnya bisa saja memakai sepeda, tapi sepedanya harus Anda naikkan ke kelotok. Setali tiga uang.

Suasana pagi hari yang sejuk secara tidak sengaja memberi keasyikan tersendiri. Bau badan karena belum mandi pun seakan tak terasa. Tidak perlu Anda membawa makanan dari rumah, karena di tempat tersebut ada saja yang menjual makanan. Beberapa bucil ada yang menjual wadai (kue), ada juga yang menjual sayuran dan buah-buahan. Mulai dari buah jeruk, buah bundar sampai buah kelapa.

“Kita ke tempat ibu itu dulu Pak. Saya mau beli wadai dulu”, kata saya, layaknya Arjuna yang memberi aba-aba pada Sri Kresna, sang kusir.

Transaksi pun terjadi.

“Harga wadainya berapa ini Bu”, tanya saya sambil menunjuk wadai berbentuk bolu berwarna kuning.

“Beli sepuluh harganya lima ribu”, kata acil.

“Beli dua ribu boleh?”

“Boleh ja”, kata acil.

Langsung saja saya makan di tempat itu. Ternyata enak juga, apalagi sambil melihat wisatawan-wisatawan cantik yang berfoto-foto ria di tempat itu. Hmm, nyaman banar.

“Kita ke pasar ikan dulu lah”, kata Pak Ramdhani.

“Ayuja”

Ternyata Kawan, pasar terapung itu ada dua lokasi. Yang satu menjual berbagai macam sayuran, buah, dan makanan. Sementara yang lain khusus menjual hasil laut. Informasi yang baru bagi saya.

Sebelum menuju ke Pulau Kembang, saya ajak Pak Ramdhani untuk mampir sejenak di warung apung. Sekali-kali boleh lah menjajal makan soto banjar di atas sungai. Harganya juga sama saja dengan yang dijual di daratan.

“Seharian berjualan di sini kah?”, tanya saya. Si penjual menjawab bahwa dirinya berjualan di tempat itu hanya sampai siang hari saja. Setelah kenyang, saya lalu mengajak Pak Ramdhani ke Pulau Kembang untuk bertemu dengan teman-teman lama.

Pulau Kembang

Dari kejauhan, Pulau Kembang tidak jauh beda dengan Isla Sorna dalam film Jurrasic Park. Kesannya seperti tak berpenghuni. Tapi ternyata dugaan saya salah setelah sampai di dermaga pulau itu. Berbondong-bondong teman lama menghampiri saya tanpa permisi. Tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, janda-duda, langsung saja menyerbu saya, lebih tepatnya menyerbu wadai yang saya beli tadi. Ludes tanpa sisa dalam tempo 5,324 detik! Ommmaaa.

“Saya naik dulu ya Pak”, kata saya pada Pak Ramdhani. Kali ini seperti Direktur Pertamina menyuruh sopirnya untuk memarkir kendaraan.

“Inggih. Saya tunggu di sini saja”, kata Pak Ramdhani sambil mengikatkan kelotoknya di dermaga.

“Titip buah bundarnya sekalian ya”

Masuk ke pulau itu ternyata dikenai tiket seharga 3500 rupiah. Saya kasih uang 10.000 rupiah kepada penjual tiket.

“Wah, tidak ada kembaliannya Pak. Saya kasih kembalian kacang saja ya. Nanti kan bisa foto-foto bareng monyet-monyet itu. Kalau diberi kacang mereka biasanya langsung ngumpul”, kata penjual tiket berpromosi.

“Lha terus yang motret siapa?”

“Ini bisa pak”, kata penjual tiket sambil menunjuk seorang gadis.

“Beneran gak kamu bisa mengoperasikan kamera ini?”, kata saya kepada seorang gadis kecil sedikit meremehkan.

Akhirnya saya duduk bersila. Dan begitu kacang diguyurkan, monyet-monyet datang menyerbu. Byurrrr….ada yang naik di kepala menjambak rambut. Byurrrr…saya mencium bau monyet yang tak pernah mandi. Byurrrr….terdengar sayup-sayup “Pak jangan gerak-gerak lho ya. Nanti monyetnya malah takut”. Byurrr….sesekali tampak seorang gadis yang cengar-cengir sambil mengambil foto bak paparazzi. Byurrrr….Byurrrr….Byurrrr….dan Raja Monyet dari Selatan pun akhirnya berfoto dengan para punggawanya.



*Jukung adalah perahu kecil yang terbuat dari kayu. Acil bajukung artinya ibu-ibu yang sedang berada di atas jukung. Biasanya mereka membawa serta tutup kepala lebar yang diberi nama tanggui.

30 komentar:

Anonim mengatakan...

huakakakaka.. ya iyalah,, andri belom andi mana bisa nyium bau sendiri,, yang kasian si bapak kelotok'nya tuh.. menahan derita sepanjang study tour,hahaha

wadai kaya' gimana sih ndri?

wah,wah,, monyet emang nempel akrab sama sesamanya.. hehehe

Lisa mengatakan...

Pangling itu mas Andri ditengah temen2nya :-)

Anonim mengatakan...

Astaga...;D

itu monkey2 pasti betina semua ya kan honey?hahaha....dan kebetulan ada pejantan msuk kewilayah mereka so semua pada minta digendong,apalagi bau badanx sama 'belum mandi'...hoho...just kidding ;D

seneng liat photo2nya...next time aku diajakin kesana ya...n ditraktir wadai+soto banjar ya but aku enggak mau klo pake foto ma monkey2 ìtu,aku maunya foto ma kmu aja honey ;)

Britney
PS : I MISS YOU

Andri Journal mengatakan...

@ Ririn:
Hahaha...lha kan bapaknya juga belum mandi rin, jadi kita semua sama2 baunya.:D Wadai itu kalo di jawa istilahnya 'jajanan pasar' itu lho, kayak apem, bolu, klepon, nogosari dll. Makanan disini mirip dengan yang ada di jawa kok.

@ mbak Lisa:
Masak pangling sih mbak.Itu lho yang buntutnya paling panjang. :D

@ Britney Spears:
Ayuja. Kapan kamu ke sini? Tiket New York-Banjarmasin kan gak terlalu mahal. :p Aku siap menjadi 'guide'. Ntar tak traktir di warung soto banjar mana pun yang kamu mau.Oia, foto ama Raja Monyet harus booking dulu lho. :D :D

Anonim mengatakan...

Saya pernah ke Pasar Terapung situ. Dateng jam 5.30, ternyata penjualnya udah tinggal dikit. Padahal adzan subuhnya sendiri jam 4.30. Biasanya kan kata pepatah, "Rejeki datengnya pagi-pagi. Kalo gini sih, rejeki datengnya subuh-subuh.."

Dony Alfan mengatakan...

Apaan nih, pamer doang. Kapan ajak akyu ke sana? Sekalian kenalin cewek2 Banjar, ya ya ya?

Anonim mengatakan...

wah.... yang udah makan soto bawah jembatan.... enak kan dibanding soto yana yani hehehe

Anonim mengatakan...

jiahahaha... kok temennya skrg monkey2 kecil sih... kyknya akur banget ya ndri hahahaha

Andri Journal mengatakan...

@ Vicky Laurentina:
Jam 05.30 itu aku pake jam WITA (Waktu Indonesia Tengah) lho ya,berarti waktu itu masih jam 04.30 WIB (Waktu Indonesia Barat). Lha kemarin itu aku sempat datang ke situ jam 04.30 WITA,ternyata masih gelap nan sepi. @.@

@ mas Dony:
Lha posting ini kan bertujuan untuk mendukung Visit Kalsel 2009.Supaya banyak orang yg berkunjung ke Kalimantan. :) Cewek Banjar kan buat aku.Km monyet2nya aja ya..bwahahaha..

@ Lyla dan MJ:
Tp kalo km yg datang mesti lebih akur lg Lyl,peluk2an..cium2an..dan lain sebagainya :D Sesuai rekomendasimu,soto bawah jembatan ama soto yana yani sudah kucoba. Kalo ada waktu akan kuposting tentang soto2 ini. :)

Judith mengatakan...

Binun foto yang bawah, Adiku seng endhi ya?...*clingak clinguk*

Btw.. 2 macam Soto kuwi kok aku dhurung kenal Ndri, enak ora? Pasti ono ciri khas e Kalimantan ya?

SMS? yang mana Ndri?kowe kirim smsm aku toh? kok aku ora nompo? Coba diulang lagi, soale aku dah 2 hari off Hp, seringkali gitu kalo pas aku wikenan :) tak tunggu ya Ndri, da2h..

Anonim mengatakan...

Seru banget neh pak, perjalanan yg mengasikkan.
Omong2 ternyata yang dimaksud "Tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, janda-duda" itu mereka yah?? ternyata akrab juga. hehe.. :)

aJoe raChmasari mengatakan...

iiiiiiiiiihhhhh...massss...kok jadi beranak pinak nyemot nyemot sih...pye kabare? suwi gak menyapamu...hihihihi

Anonim mengatakan...

Aduh indahnya mana murah tiketnya

Andri Journal mengatakan...

@ mbak Judith:
Dua macam soto itu (soto bawah jembatan dan soto yana yani) adalah merek soto banjar mbak.Sebenarnya masih banyak lg.Soto2 itu punya ciri khas masing2. :)

@ mas Benny:
Eh mas,kira2 dalam dunia monyet tuh ada istilah janda ama duda gak sih? ;p

@ Ajoe 'Tukijah':
Kabar baiiik. :) Iya,tak pikir km dah lupa ama blogku. Berarti km skr dah koass ya?

@ Balisugar:
Murah gak selalu murahan lho. :) Tp sebenarnya tiket bisa dibikin lebih mahal,asalkan fasilitasnya ditambah. Menurutku sih fasilitas di Pulau Kembang masih sangat kurang. Padahal view-nya bagus lho itu.

Anonim mengatakan...

mantap...
mas Andri kan PTT di Kalteng..
tapi kok keliatannya malah cenderung sering main ke Kalsel..hihihi

ada rencana untk memperpanjang PTT nih??

mudah2n sukses selalu

Anonim mengatakan...

andri, kamu merayakan valentine kok ama saudara sih????? hehehehehhh yayangnya mana????wekkkekekkeek
tampaknya mereka semua sayang ama kamu yachhhh

andri, apa kabar tooo, duh lama tak jumpa.
sering berkunjung k erumahku dong, masa ak dilupaiin sihh...

Andri Journal mengatakan...

@ Kisah Dokter Muda:
Lebih tepatnya,aku lebih sering main ke Banjarmasin daripada ke Palangkaraya.Bila ditarik garis lurus antara Banjar dan Palangka,Kapuas ada di tengahnya.Tp jarak ke Banjar lebih dekat (60 km) daripada ke Palangka (135 km).Lagipula Banjar lebih ramai daripada Palangka. :D

@ Wirati:
Meluangkan waktu bersama fans sejenak gak pa pa kan? :D Lha itu aku dah mampir ke rumah.Dah ninggalin komentar pula.Aku baikan to. :p

Rezky Pratama mengatakan...

pasar ngapung berarti semua yang dijual juga ngapung ya,,termasuk.......

Anonim mengatakan...

dah makan soto apalagi neh... mbok nek pulang bawa ikan nila hehe...sama patin... kangen neh makan ikan nila ma patin

Anonim mengatakan...

Lho...pak dokter yang mana ya..? :p
peace...
keliatannya dirimu menikmati banget PPT-mu..salut deh...:)

Yunan mengatakan...

PTT yang nyenengkeh...

Andri Journal mengatakan...

@ Rezky Pratama:
Termasuk penjualnya tentu saja. :)

@ Lyla:
Lho,bukannya ikan nila seabreg di Jogja? Sebenarnya masih banyak warung yg layak dikunjungi..Tp sepertinya rasa soto banjar dimana2 kok sama saja ya? @.@

@ dr Afie:
Ya harus dinikmati dok..Sekali seminggu boleh lah main ke kota barang sejenak,itung2 buat refreshing. :D

@ dr Dukun Digital:
Hi ih,bujur.Ternyata gak diterima jadi dosen di UNS dulu ada hikmahnya. :p Skr malah gak ada pikiran jd dosen lg. :D

dyah mengatakan...

Waduuuh....liat fotonya om dokter Andri di tengah kerumunan monyet...bikin senyum2 lho! hehe

Bener kata LIsa...pangling hahahahaha

Saya ketemu monyet segitu banyak di sini di taman Mc Ritchie...tapi heee...mereka usil, mau nyolong makanan kita! hiiiiiiii....takut aaah

nadia fathiya mengatakan...

haaaaaaaaaai mas andri..
tema kita sama..hehehee..
mari kita terus promisiin pasar terapung dan pulau kembang bersama-sama..hehhehe

Andri Journal mengatakan...

@ mbak Dyah:
Lha pas aku ke Pulau Kembang dulu itu malah ada ibu2 yg kerudungnya 'direbut paksa' ama monyet2 itu. :D Lho,di Singapura ternyata ada kebun binatang jg to? :p

@ Arabian Party:
Hwaiyooo..Orang banjar ternyata.Banjarnya mana nih,siapa tahu bisa ketemu..hee..Aku sering ke banjar lho. ;) Sumpah,pasar terapung bagus bgt.Aku jd pengin ke sana lg.Tp ke pulau kembang sekali aja dah,takutnya para fans nyakarin kakiku lg. :D

Mimin mengatakan...

wah serunya monyet2 bisa ketemu bapak nya :D

deFranco mengatakan...

Walah kowe kok a melu foto ro gerombolan monyet2 kuwi to Dok, eh sik2..sing tengah kuwi jebul kowe toh??? hahahaha...ra iso mbedakke aku e..sori ya...bwahahahaha

WONDEFULL UMROH - SUGENG mengatakan...

Saya satu tahun tugas di Banjarmasin belum sempat ke pulau kembang dan pasar terapung.....
cuma denger beritanya

Andrei B. mengatakan...

Wow ak jadi malu baca postingan ini secara aku yang anak banjar saja blm mempromosikan wisata ini ke blog saya. Hehehe

ah jadi rindu pulang ^_^

p.s: yaa klo sempet ak mau ikutan juga sebenernya Aruh Blogger itu, let's see :)

Oh ya, nanti aku imel kamu hal2 masalah buku, Thxs :)

Andri Journal mengatakan...

@ KDPI 2009:
Aku ini rajanya..bukan bapaknya. @.@

@ mas Panjul:
Lha yen koe sing foto wis jelas gampang dibedakke.Mengko lak dadine 'kebo dikeroyok monyet'.

@ Big Sugeng:
Saya jg hampir satu tahun di Kapuas dan baru kali ini mampir di obyek wisata khas Banjarmasin.Sebenarnya sering jg main ke Banjarmasin,tp tujuannya ke mall,biasa lah..cuci mata. :p

@ Andrei:
Kalo ke Banjar sekalian bawa bukunya ya Ndrei,jdnya kan gak pake ongkos kirim..hahaha..Ditunggu kedatangannya. :) Jangan lupa daftar dulu kalo maw ikutan Aruh Blogger.

Recent Comments