Quote




Be thankful for what you have; you'll end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough.

~ Oprah Winfrey

Sabtu, 07 Maret 2009

Shadow Clone Technique

Saat saya baru saja selesai menjahit luka robek akibat terkena tajak, tiba-tiba datang empat orang yang tak dikenal dengan tergopoh-gopoh. Mereka menghadap saya secara bersamaan, persis seperti komandan peleton yang melapor kepada pembina upacara saat upacara bendera hari Senin, bahwa barisan yang dipimpinnya sudah siap untuk mengikuti upacara.

“Dok, bisa ke rumah saya sekarang? Ibu saya pingsan”, kata orang pertama, pemuda asal blok C Kiri.

“Tetangga saya perutnya sakit dok. Bisa ke tempat saya dulu?”, kata orang kedua, lelaki setengah baya dari blok B Kanan.

“Ke tempat saya dulu dok. Adik saya pingsan, tadi malah sempat kejang-kejang”, kata orang ketiga, lelaki necis dari blok E Kiri.

“Dok, saya tadi diberi pesan dari orang blok C Kiri supaya sampeyan ke sana sekarang”, kata orang keempat, lelaki misterius yang entah berasal dari blok mana.

Saya memandang keempat laki-laki itu satu per satu. Lalu saya menoleh ke arah pasien yang sedang tergolek di tempat tidur. Kebetulan saat itu saya juga sedang merawat seorang pasien dari blok A Kiri di Puskesmas. Dan kebetulan selanjutnya, saat itu adzan Maghrib berkumandang.

Tuhan menguji saya.

Dengan segenap chakra yang masih tersisa akhirnya saya gunakan salah satu ‘jurus terlarang’ dari kampung halaman saya-Konoha, kage bunshin no jutsu (Shadow Clone Technique) namanya. Saya meng-klon diri saya menjadi lima!

Pof… Pof… Pof… Pof… Pof…

Klon pertama berangkat ke blok C Kiri bersama orang pertama. Saat itu saya lihat seorang wanita 50-an tahun yang sedang berbaring. Rupanya dirinya sudah siuman, tapi masih terlihat lemas. Keluhan utamanya adalah nyeri perut. Besar kemungkinan pasien tadi pingsan karena tidak kuat menahan kolik yang menderanya. “Sementara ibu makan bubur dulu ya”, pesan saya.

Klon kedua berangkat ke blok B Kanan. Hampir sama keluhannya dengan pasien dari blok C Kiri: nyeri perut. Penderitanya juga seorang wanita 50-an tahun, hanya saja pasien ini tidak sampai pingsan. Nafsu makannya saja yang berkurang drastis. Kawan, entah kenapa di desa ini banyak sekali penderita gastritis. Apa karena harga gabah yang anjlok membebani pikiran mereka, yang selanjutnya bermanifestasi sebagai ‘maag’?

Klon ketiga berangkat ke blok E Kiri. Ommmaaa, blok E itu Kawan, jauhnya. Di rumah itu rame sekali. Rupanya, pasien yang kejang-kejang tadi menyedot perhatian banyak warga. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, saya sarankan supaya pasien dibawa ke Puskesmas saja untuk dirawat di sana. Observasi febris hari ketiga punya banyak kemungkinan, bisa demam berdarah, bisa malaria atau bisa juga tifus.

“Pak dokter, habis ini bisa ke rumah saya sebentar?”, kata seorang lelaki. Klon ketiga rupanya diminta seseorang ke blok E Kanan karena ada pasien juga di sana, lagi-lagi dengan keluhan nyeri perut yang tak tertahankan. Kali ini karena pasien telat makan.

Klon keempat berangkat ke blok C Kiri. Pasiennya adalah seorang lelaki yang pernah menghuni RSJ. Keluarga minta supaya pasien disuntik karena susah tidur. Diagnosisnya saya kira Anda juga tahu.

Klon terakhir, klon kelima, kembali ke rumah dinas untuk menunaikan sholat Maghrib.

***

Tok…tok…tok…

“Pak dokteeerrr…”

Terdengar ketokan pintu. Saya langsung bangun dan melihat jam di handphone. Oh…sudah jam 6 pagi rupanya.

11 komentar:

Anonim mengatakan...

ternyata kamu mimpi toooooo, kirain kamu benaran sakti mandraguna, baru aja aku mau minta ilmunya dikit buat nyari jodoh, hahhahahahahahh

Unknown mengatakan...

Dulu waktu kuliah kan, problem kita adalah di UGD ada 4 pasien gawat sekaligus di tempat tidur yang beda-beda.
Sekarang, masalah kita adalah 4 pasien gawat sekaligus di rumah-rumah yang beda-beda.
Nanti kalo udah gede, kita disuruh operasi 4 pasien sekaligus di rumah-rumah sakit yang beda-beda!
Ommaak..dikiranya kaki kita ada berapa sih?!

aphied mengatakan...

aduuuh,,,ketipu mentah2. . .
pdhl ud ikutan tegang. ..

Andri Journal mengatakan...

@ Wirati dan Aphied:
Ah gak jg.Kejadian2 itu memang terjadi kok,tp ya tak kerjakan satu per satu.Kalo soal "shadow clone" itu sih cuma hasil imajinasiku saja..hehe..

@ dr Vicky:
Kayaknya gak mungkin deh bakalan operasi di 4 tempat,kan tempat praktek dibatasi 3 aja. :D Nah itu dia,dokternya harus pinter2 memilah dan memilih pasien2 mana yg harus mendapat prioritas,supaya semua pasien bs tertangani dg baik. :)

Anonim mengatakan...

hehehe... fotonya kok dikasih keterangan pasien koma... jarene wong sing ganteng dewe. pengin nyari akik :P

Anonim mengatakan...

mau beli akik ya... mau buat apaan to... mau jadi saingannya ponari ya... hahaha... beli yang item aja biar manjur kalo ngobatin hehehehe

Anonim mengatakan...

wah, di mimpi juga tetep jd dokter toh mas?

Andri Journal mengatakan...

@ Diary Pink dan Lyla:
Lyl, foto yang kupajang di bawah postingan bertuliskan 'pasien koma' itu link ke artikel 'yang berhubungan'. :) Eh, aku dah ke Martapura lho, beli blue safir. Pengin beli batu mata kucing...wow, ternyata harganya 10 juta. :D

@ Ijal:
Asal gak mimpi jadi presiden aja jal. :D

Anonim mengatakan...

Lucu ya.. dokter ngimpi dhadi dokter :-D seandainya Andri bisa dibelah menjadi dua..

Masih suka mandi di kali? ojo lali sabun Lifeboy, aku iseh sering tuku sabun kuwi Ndri. Tuku neng toko india, nggo aku nek dholanan banyu nyambi cuci tangan ha ha :-D

ririn mengatakan...

ya ampuunn... sableng.. ^upss.. sensor..
wekekekeke...

kembalilah ke bumi, dok.. :P

yenni 'yendoel' mengatakan...

kebayang lelahnya jadi seorang dokter ...

Recent Comments