Yang Menyembuhkan Pasien Itu Tuhan, Bukan Dokter

[Kiri Atas] Tampak benjolan di kepala sebesar bola pingpong. [Kanan Atas] Incisi, yang dilanjutkan dengan pemasangan tampon. [Kiri Bawah] Tampon dilepas pada hari ketiga. [Kanan Bawah] Kondisi kepala pasien empat bulan kemudian.

***

Seorang pasien wanita berumur 54 tahun datang dengan keluhan benjolan sebesar bola pingpong di kepalanya. Benjolan dirasakan sejak seminggu sebelumnya. Pada perabaan terkesan lunak dan berbatas tegas. Dari proof pungsi yang dilakukan dengan spuit 3 cc didapatkan cairan berwarna kuning (pus).

Dapatlah dipastikan bahwa benjolan tersebut adalah abses. Penderita memiliki riwayat diabetes yang tak terkontrol. Saat dilakukan tes gula darah di Puskesmas didapatkan hasil 325 mg/dl. Diagnosa kerja selanjutnya adalah abses DM.

Tindakan yang dilakukan adalah insisi dengan pemberian tampon. Tampon yang saya pakai adalah hanscoen yang dipotong sedemikian rupa sehingga berbentuk persegi panjang. Insisi dilakukan pada garis tengah yang disusul dengan penekanan supaya seluruh pus bisa keluar.

Terapi medikamentosa yang saya berikan yaitu analgesik, antibiotik dan obat hipoglikemik oral (OHO). Analgesik berupa Piroksikam, antibiotik berupa kombinasi Ciprofloksasin dan Metronidazol, dan OHO yang dipakai adalah glibenklamid 5 mg pagi hari.

Pasien kontrol pada hari ketiga untuk dilakukan pelepasan tampon. Tidak tampak pus maupun darah. Saat dilakukan tes gula darah ternyata hasilnya bertambah tinggi, yaitu 363 mg/dl. Terapi medikamentosa dilanjutkan dengan tambahan Metformin 500 mg sore hari.

Pasien tidak kontrol lagi setelah itu dan baru kembali lagi ke Puskesmas 4 bulan berikutnya dengan keluhan lain. Saat dilihat kepalanya, abses tidak tampak lagi dan rambut sudah tumbuh seperti sedia kala.